Denada S Putri
Kamis, 10 Juli 2025 | 16:36 WIB
Ilustrasi UMKM di Balikpapan. [ANTARA]

SuaraKaltim.id - Kota Balikpapan menunjukkan geliat signifikan dalam pengembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang kini kian menegaskan posisinya sebagai kekuatan ekonomi baru di wilayah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).

Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, mengungkapkan bahwa sepanjang satu tahun terakhir, jumlah UMKM di kotanya mengalami lonjakan cukup besar.

Hal itu disampaikan Rahmad saat menyampaikan sambutan pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-45 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di Balikpapan, Rabu, 9 Juli 2025.

“Hingga 2024, tercatat sebanyak 87.397 unit usaha UMKM di kota ini, naik sekitar 19,23 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 73.300 unit,” kata Rahmad, disadur dari ANTARA, Kamis, 10 Juli 2025.

Peningkatan ini terutama ditopang oleh sektor perdagangan dan jasa, serta didukung sektor industri.

Menurut Rahmad, transformasi digital dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dari tumbuhnya ekosistem wirausaha lokal.

“Pelatihan, sosialisasi, fasilitas kemitraan, dan pendampingan juga terus dilakukan agar pelaku UMKM naik kelas dan lebih siap bersaing,” ujarnya.

Ia menekankan, pertumbuhan UMKM di Balikpapan bukan hanya berdampak pada penguatan ekonomi lokal, tetapi juga menjadi bagian dari strategi kota dalam menuju visi sebagai Kota Global.

“Pertumbuhan UMKM menjadi kekuatan strategis dalam mendukung visi kota menuju Kota Global, sekaligus memperkuat peran daerah dalam mendorong ekonomi kreatif nasional,” ucapnya.

Baca Juga: Proyek IKN Kembali Jalan, Penerimaan Pajak Daerah Penajam Ikut Terdongkrak

Momentum perayaan HUT ke-45 Dekranas yang digelar di Balikpapan dinilai sangat strategis untuk mengangkat industri kerajinan sebagai identitas ekonomi kreatif daerah.

“Kami bangga karena Kota Balikpapan dipercaya menjadi tuan rumah perayaan HUT ke-45 Dekranas. Ini bukan hanya seremoni, tetapi bagian dari upaya mendorong kemajuan industri kreatif dan UMKM secara berkelanjutan,” tambah Rahmad.

Dirinya juga menyampaikan apresiasi atas peran Dekranas yang terus konsisten dalam menjadi jembatan pengembangan perajin di seluruh Indonesia.

Ia berharap Dekranas tetap menjadi ruang bersama bagi pelaku industri kreatif untuk bertumbuh dan menembus pasar global.

“Jayalah kerajinan Indonesia, jayalah UMKM Indonesia,” tuntasnya.

5.294 Hektare Tambak Dihidupkan Lagi, PPU Siap Pasok Pangan Laut untuk IKN

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU) mulai mengakselerasi program pemulihan tambak yang selama ini terbengkalai.

Sebanyak 5.294 hektare lahan tambak yang sebelumnya tidak terkelola dengan baik kini tengah diupayakan untuk direhabilitasi dan dioptimalkan agar kembali produktif.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi Pemkab PPU dalam meningkatkan produksi ikan budidaya, yang ditargetkan naik 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada 2023, produksi mencapai sekitar 10.000 ton dan diproyeksikan menembus 11.000 ton pada 2024.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Perikanan Budi Daya dan Lingkungan Dinas Perikanan PPU, Musakkar Mulyadi, Rabu, 9 Juli 2025.

"Kami dorong kelompok usaha budi daya agar kembali kelola tambak yang tidak aktif," ujar Musakkar, disadur dari ANTARA, Kamis, 10 Juli 2025.

Upaya pemulihan ini tak hanya dilakukan melalui perbaikan fisik lahan, tetapi juga disokong oleh dukungan nonfisik seperti pelatihan teknis dan akses permodalan.

"Salah satunya melalui dukungan akses permodalan dan pelatihan teknis budidaya perikanan berkelanjutan," lanjutnya.

Musakkar menjelaskan bahwa proses rehabilitasi akan dilakukan secara bertahap, menyesuaikan kemampuan fiskal daerah.

Sebelumnya, pemerintah melakukan pemetaan tambak sebagai dasar pelaksanaan program, sekaligus untuk menyalurkan bantuan secara bertahap.

"Pemetaan juga untuk salurkan bantuan bertahap kepada masyarakat budi daya perikanan tambak," ucapnya.

Lahan tambak tidak produktif tersebar di empat kecamatan: Babulu, Waru, Penajam, dan Sepaku.

Sebagian besar berada di wilayah pesisir dan masih menyimpan potensi ekonomi yang besar jika dikelola kembali secara serius.

"Banyak lahan tambak ditinggalkan karena tidak lagi menguntungkan, ada yang rusak karena tanggul jebol, abrasi pantai, dan juga akibat biaya operasional yang tinggi," jelas Musakkar.

Ia menyebutkan, dari total potensi lahan tambak air payau seluas 9.500 hektare, lebih dari separuhnya—yakni 5.294 hektare—masih terbengkalai dan menjadi prioritas dalam program pemulihan tersebut.

Load More