Denada S Putri
Minggu, 07 September 2025 | 20:52 WIB
Suasana pembersihan SMPN 24 pasca banjir. [Kaltimtoday.co]

SuaraKaltim.id - SMPN 24 Samarinda masih harus berjibaku dengan bencana banjir yang saban tahun menghantam kawasan sekolah.

Meski pemerintah telah menjanjikan relokasi, pihak sekolah memilih bertahan dengan berbagai cara agar kegiatan belajar tetap berjalan.

Sekolah yang berdiri sejak 1992 ini mulai mengalami banjir parah pada 2021 lalu.

Kepala SMPN 24 Samarinda, Bambang, mengenang bagaimana banjir besar kala itu melumpuhkan aktivitas sekolah.

"Banjir mulai melanda sejak tahun 2021. Saat itu terjadi banjir besar dengan ketinggian air mencapai hampir dua meter. Banjir tersebut merusak banyak dokumen administrasi sekolah, termasuk ijazah siswa yang belum sempat diambil," ucapnya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Minggu, 7 September 2025.

Banjir tersebut bahkan sempat ditinjau langsung oleh Wali Kota saat itu, Syaharie Jaang.

Saat ini pun, setiap musim hujan, genangan kerap mengganggu aktivitas sekolah.

"Kalau kita lihat, penyebabnya karena curah hujan yang tinggi, terutama di bulan-bulan tertentu seperti sekarang ini. Hampir setiap tahun kami mengalami banjir, meski tidak sebesar tahun 2021," bebernya.

Untuk bertahan, sekolah membuat langkah darurat, seperti menutup pintu air sementara agar luapan tidak semakin tinggi.

Baca Juga: Kolaborasi Lintas Instansi, 73 Dapur Gizi Disiapkan untuk Siswa Samarinda

"Kalau hal ini tidak dilakukan, air akan terus bertambah. Kemarin air masuk begitu cepat. Ketinggian banjir kemarin sekitar 1 meter lebih," tambah Bambang.

Kondisi ini berdampak langsung pada pembelajaran siswa. Ketika banjir datang, sekolah meminta murid mengikuti kelas daring.

Di sisi lain, Pemkot Samarinda sudah memastikan rencana relokasi sekolah.

Menurut Bambang, pengajuan melalui Dinas Pendidikan sudah ditindaklanjuti hingga ke DPRD.

"Kami sudah menyampaikan kondisi ini melalui Dinas Pendidikan. Wali Kota juga sudah melihat langsung kondisi sekolah dan membawa permasalahan ini ke DPRD Samarinda. Hasilnya, sudah ada penganggaran relokasi sekolah di tahun 2026," jelasnya.

Sekolah baru nantinya akan dibangun di lahan pemerintah seluas 4 hektare di kawasan Jalan P. Suryanata, Bukit Pinang, bersamaan dengan relokasi SDN 013.

Sementara menanti relokasi, setiap banjir datang, pembersihan harus dilakukan secara gotong royong. Pada banjir Jumat, 5 September 2025 lalu, lumpur tebal menggenangi seluruh ruangan.

"Hari ini kami bersama siswa-siswi, kepala sekolah, guru, dan dibantu oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kota Samarinda sedang melaksanakan pembersihan di SMP Negeri 24 akibat banjir," kata Babinsa Bukit Pinang, Sertu Hadi Sunoto.

Namun proses pembersihan bukan perkara mudah. Lumpur yang mengendap di berbagai ruangan membutuhkan waktu panjang untuk dibersihkan.

"Untuk durasi, pembersihan biasanya memakan waktu sekitar 3-4 jam bahkan lebih, tergantung tebalnya lumpur," tutupnya.

Load More