Suku Dayak Wehea, Masyarakat Adat yang Menyatu dengan Alam

Meskipun pengaruh perubahan zaman ikut memengaruhi perubahan struktur kelembagaan adat, masyarakat Dayak Wehea tetap mempertahankan pemberlakuan aturan dan kelembagaan adatnya

Yovanda Noni
Kamis, 22 Oktober 2020 | 08:44 WIB
Suku Dayak Wehea, Masyarakat Adat yang Menyatu dengan Alam
Duta Wehea, Eng Doq mengenakan pakaian kebesaran Suku Dayak Wehea. (Foto : Yovanda)

Terdapat 38 ritual adat yang dilaksanakan dalam setahun yang meliputi ritual untuk menanam hingga memanen padi, ritual untuk anak, dan ritual lainnya seperti pernikahan adat dan ritual kematian.

Setiap tahun, tradisi adat Lom Plai (Mbob Jengea) dilakukan untuk merayakan panen padi. Seluruh pengerjaan dan pelaksanaan proses ritual adat dilakukan secara bergotong royong oleh semua lapisan masyarakat.

“Suku Wehea juga memiliki tradisi mengurus dan mengatur pemanfaatan sumberdaya hutan. Tradisi tersebut telah dilembagakan dalam bentuk aturan kelembagaan adat.” katanya

Meskipun pengaruh perubahan zaman ikut memengaruhi perubahan struktur kelembagaan adat, masyarakat Dayak Wehea tetap mempertahankan pemberlakuan aturan dan kelembagaan adatnya.

Baca Juga:Tak Punya Uang Beli Kado, Seorang Ayah di Kutim Nekat Curi HP untuk Anaknya

“Ini yang sangat kami hormati. Pesan leluhur akan mendarah daging. Kami punya lembaga adat yang menjadi tempat kami berkumpul. Memang benar, kami juga mengikuti modernisasi zaman, tapi lembaga adat tidak boleh berubah,” ujarnya.

Program manager RHO, Yayasan BOS, Aldrianto Priadjati, menyebut, Suku Dayak Wehea memiliki adat dan tradisi sangat mendukung nilai-nilai pelestarian alam.

Sebagai yayasan penyelamatan orangutan, Yayasan BOS memiliki kedekatan emosional dengan Warga Dayak Wehea.

“Kita perlu menjaga adat dan tradisi Dayak Wehea untuk dijadikan sebagai penyangga upaya pelestarian orangutan dan habitatnya yang kami kerjakan. Semakin banyak orang mengenal dan mencintai adat dan tradisi Dayak Wehea, maka upaya pelestarian orangutan dan habitatnya juga akan semakin baik terwujud,” kata Aldrianto.

Baca Juga:Kisah Meri, Siap Hadapi Resesi dengan Tumpar Benuaq dari Kutai Kartanegara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini