Kubah Islamic Center Samarinda Kotor dan Sempat Viral, Relawan Kalsel Datang Turun Tangan

"Maret atau April dibersihkan juga, namun memang kotorannya itu cepat sekali kembali."

Denada S Putri
Kamis, 30 Desember 2021 | 21:37 WIB
Kubah Islamic Center Samarinda Kotor dan Sempat Viral, Relawan Kalsel Datang Turun Tangan
Relawan bersama BPIC Kaltim saat melakukan pembersihan kawasan Masjid Baitul Muttaqien atau Islamic Center Samarinda. [Presisi.co]

SuaraKaltim.id - Kubah Masjid Baitul Muttaqien Islamic Center Kaltim disebut kumuh. Pernyataan itu bahkan viral dan diduga berasal dari waragnet.

Masjid kebanggaan masyarakat Samarinda dan Kaltim yang berada di Jalan Slamet Riyadi, Teluk Lerong Ulu, Samarinda Ilir itu memang butuh perawatan. Khususnya di bagian kubahnya.

Akhirnya, karena sudah terlanjur viral tersebut, relawan yang berasal dari Samarinda bahkan dari Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Relawan bersama Badan Pengelola Islamic Center (BPIC) Kaltim mulai melakukan pembersihan kawasan masjid diawali apel pembersihan pada pagi, Rabu (29/12/2021).

Baca Juga:Hobi Bikin Ricuh Sejak Remaja, Sapri Diringkus Karena Bawa Lari HP Milik Pengunjung Warkop

Salah satu relawan asal Kalsel, Johan Safari, mengatakan bahwa kedatangan pihaknya bersamaan dengan komunitas lain yang tergabung dalam Generasi Pemuda Rock Climbing (GPRC) asal Kalsel. Sementara, ia sendiri merupakan Ketua Umum Kompas Meratus, salah satu komunitas yang ada dalam GPRC tersebut.

"Kalau kami (Kompas Meratus) adalah orang-orang pegiat pecinta alam, namun dalam GPRC juga ada ahli panjat tebing," ujarnya, melansir dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Kamis (30/12/2021).

Awalnya, ia mengaku mendapat kabar gotong royong pembersihan Masjid Islamic Center Kaltim ini dari BPIC Kaltim yang diterimanya. Pihaknya kemudian menggunakan sepeda motor dari Kalsel menuju Kota Samarinda.

"Kami dari Kalsel ada 8 orang, memutuskan membawa bidang panjat tebing yang ada di komunitas. Kami juga swadaya saja, berangkat kendaraan pribadi," tuturnya.

Ia melanjutkan, pembersihan khusus untuk kubah Masjid Baitul Muttaqien, diperkirakan akan memakan waktu selama sepekan. Sementara jika cuaca mendukung, maka 4 hari saja akan selesai.

Baca Juga:Satu Mal di Samarinda Dikirimkan Surat 'Bernada' dari Pemkot, Kenapa?

"Kami menduga kotoran hitam di kawasan masjid ini karena iklim, diperparah oleh lalu lintas angkutan batu bara yang selama ini berjalan," sebutnya.

Ia membeberkan, bahwa Kompas Meratus sendiri baru 1 tahun berdiri. Berbagai wilayah seperti pulau Jawa, Sulawesi, Sumatera, sudah dilalui pihaknya. Ia menuturkan bahwa selain peduli lingkungan, komunitasnya juga peduli terhadap pristiwa bencana.

"Disamping itu kami mencoba menghimpun, semoga remaja-remaja yang cadas dan segala macam istilahnya itu bisa menimbulkan energi positif bagi masyarakat," imbuhnya.

Sementara itu, Plt Wakil Ketua II Kabag Humas BPIC Kaltim, Fadliansyah mengatakan, kubah Masjid Baitul Muttaqien terkahir dilakukan pembersihan pada 2021 ini.

"Maret atau April dibersihkan juga, namun memang kotorannya itu cepat sekali kembali," ujarnya saat dikonfirmasi.

Ia menerangkan, sebelumnya pembersihan dilakukan sejak kurun waktu 2016 melalui program cleaning service dari Pemprov Kaltim. Namun setelah itu program tidak lagi berjalan.

"Kemudian 2018 kerja sama dengan tim Balakar Cendana. Kemudian tahun 2021 pada bulan 3 dan 4 terkahir di pihak ketigakan," paparnya.

Ia menuturkan, terkait relawan yang berinisiatif melakukan pembersihan sendiri berawal dari saran masyarakat.

"Ada bahasa kubah masjid itu kotor hitam, kemudian ada respon baik dari masyarakat Kota Samarinda hingga dari Kalsel, kami lakukan pembersihan. Kami dibantu juga dari PUPR Kota Samarinda membersihkan drainase," jelasnya.

Untuk saat ini, lanjutnya, pembersihan kawasan masjid hanya menyasar terutama kubah, dan beberapa taman dan lantai masjid. Sementara untuk menara masjid belum dilakukan lantaran membutuhkan tenaga ahli khusus.

Adanya kotoran kubah hitam sendiri, Fadliansyah menduga akibat intensitas lalu lintas kapal ponton pengangkut batu bara di Sungai Mahakam.

"Kita heran juga kenapa berapa bulan ke belakang cukup parah hitamnya," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak