Warga Miskin Bertambah di Bontang, Pemkot Sebut Karena Pengangguran Meningkat, Masih Salahkan Pandemi

"Pengangguran menjadi faktor utama meningkatnya kemiskinan. Apalagi kondisi sepanjang 2021 kemarin digempur sama pandemi Covid-19."

Denada S Putri
Rabu, 23 Maret 2022 | 14:43 WIB
Warga Miskin Bertambah di Bontang, Pemkot Sebut Karena Pengangguran Meningkat, Masih Salahkan Pandemi
Foto kolase tempat tinggal warga miskin di Bontang. [KlikKaltim.com]

SuaraKaltim.id - Tingkat kemiskinan di Kota Bontang tercatat bertambah 500 orang. Hal itu berdasarkan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Kota Bontang pada 2021.

Pemerintah beralasan tambahan jumlah kemiskinan itu disebabkan karena pengangguran yang meningkat. Tercatat, sepanjang 2021 ada 8.410 jiwa bertambah dari tahun sebelumnya sekitar 7.910 jiwa.

"Pengangguran menjadi faktor utama meningkatnya kemiskinan. Apalagi kondisi sepanjang 2021 kemarin digempur sama pandemi Covid-19. Jadi tentu banyak yang terdampak," kata Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dissos-PM) Bontang Bahtiar Mabe, melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Rabu (23/3/2022). 

Bahkan jumlah tersebut lebih rendah dari laporan tim Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) per 2021 yang mencatat ada sebanyak 8.800 KK orang miskin di Kota Bontang. Dissos-PM Bontang memiliki parameter menjaring tingkat kemiskinan. Dikatakan Bahtiar Mabe ada 14 indikator yang menyatakan setiap orang itu bisa dikatakan miskin. 

Baca Juga:Anggaran Pembangunan Replika Istana Kesultanan Kutai di Guntung Membengkak, Dari Rp 3 Miliar Jadi Rp 25,5 Miliar

Misalnya dari luas tempat tinggal, baik dari lantainya, dinding bangunannya, fasilitas tempat pembuangan air nya, dan penerangan rumah. Selanjutnya kriteria berdasarkan kebutuhan pangan, sarana pengelola makanan, dan menu yang dimakan sehari-hari. 

Item selanjutnya melihat dari sisi pendapatan, pakaian yang dimiliki, kemampuan membayar jaminan kesehatan, status pendidikan terakhir, penghasilan rumah tangga dibawah Rp 600 ribu per bulan, dan tabungan dari setiap kepala keluarga.

"Itu semua indikator yang digunakan dalam mengkategorikan masyarakat tidak mampu," sambungnya. 

Menurutnya, dalam meminimalisir tanggungan dengan memberikan santunan dari Kementerian Sosial. Melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Saat ini Kota Bontang penerima PKH tercatat ada sekira 2.086 Kepala Keluarga. Sementara untuk yang mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebanyak 4.295 KK. 

 Angka Pengangguran Tinggi

Baca Juga:Populasi di Bontang Meningkat, Angka Pengangguran dan Kemiskinan Melejit, Basri Rase Salahkan Covid-19

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Bontang Abdu Safa Muha mengatakan, ada dua faktor penyebab pengangguran tinggi di Bontang. Pertama, Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada belum sesuai dengan kebutuhan pemberi kerja. Ia berpendapat lowongan yang tersedia, belum bisa menjaring para pencari kerja yang saat ini berstatus menganggur. 

Faktor kedua, imbas dari Pandemi Covid-19 sejumlah badan usaha atau Perusahaan di Bontang ikut mengambil langkah pengurangan tenaga kerja. 

"Dua poin itu memang yang menjadi persoalan dasar meningkatnya pengangguran," kata Abdu Safa Muha. 

Data per 2021 lalu, Disnaker mencatat ada 6.898 orang yang mencari kerja. Hanya saja ketersediaan lowongan diketahui sangat minim. Jumlah lowongan ada 1.462 dan tingkat serapan tenaga kerja sebanyak 1.541 orang. 

"Kalau di persentase kan sebanyak serapannya 21,80 persen serapan tenaga kerja," sambungnya. 

Ia mengaku, belum memiliki data tingkat pengangguran dari Badan Pusat Statistik (BPS). Ia berharap, data tersebut tercantum identitas yang jelas, sehingga program pelatihan kerja bisa menyentuh mereka.

"Kita akan komunikasi ke BPS untuk mendapat salinan data my name by address. Semua harus sinkron apalagi kita punya data pencari kerja," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak