Inflasi di Balikpapan Terjadi, Dipicu Kenaikan Harga Daging Ayam dan Tarif Angkutan Udara

"Inflasi tahunan Kota Balikpapan tersebut berada di atas rentang target inflasi 2022..."

Denada S Putri
Sabtu, 04 Juni 2022 | 17:30 WIB
Inflasi di Balikpapan Terjadi, Dipicu Kenaikan Harga Daging Ayam dan Tarif Angkutan Udara
Ayam potong di pasar Klandasan Balikpapan. [Inibalikpapan.com]

SuaraKaltim.id - Bank dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan merilis inflasi Mei 2022 sebesar 0,52 persen (month to month/mtm). Di mana lebih tinggi dibandingkan bulan April kemarin sebesar 1,33 persen (mtm).

Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 4,87 persen (Year-on-Year/yoy), atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional 3,55 persen (yoy) dan dibandingkan Kalimantan Timur (Kaltim) 4,27 persen (yoy).

"Inflasi tahunan Kota Balikpapan tersebut berada di atas rentang target inflasi 2022 sebesar 3,0 persen lebih kurang 1," sebut Kepala Perwakilan Kantor BI Balikpapan, R Bambang Satyo Pambudi, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Sabtu (4/6/2022).

Inflasi pada bulan laporan disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok makanan minuman dan tembakau yang memberikan andil 0,29 persen (mtm).

Baca Juga:Kaltim Inflasi 0,59 Persen, Kenaikan Tersebut Berasal dari Samarinda dan Balikpapan

Inflasi pada kelompok ini didorong oleh kenaikan harga daging ayam ras di tengah menurunnya pasokan pasca libur lebaran. Di samping juga, akibat kenaikkan harga tomat karena pasokan menurun dari daerah penghasil akibat curah hujan yang tinggi.

Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas sayuran lainnya. Seperti, daun bawang, kangkung dan kacang panjang. Kelompok transportasi khususnya pesawat udara juga memberikan andil 0,12 persen (mtm). Khususnya, saat periode arus balik lebaran di awal Mei.

Inflasi juga terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga yang didorong oleh kenaikan harga semen akibat meningkatnya harga batu bara dunia.

Di sisi lain, beberapa komoditas makanan mengalami deflasi. Antara lain cabai rawit, bawang merah, sawi hijau dan bawang bombay di tengah pasokan yang masih memadai.

Beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberikan tekanan inflasi. Di antaranya adalah, kenaikan harga telur ayam ras yang telah terjadi di daerah pemasok di Jawa dan Sulawesi.

Baca Juga:Kronologis Warga Korea Bunuh Diri Lompat dari Lantai 23 Apartemen di Balikpapan

Kenaikan harga daging sapi di tengah pembatasan pasokan dari jawa dan penambahan waktu karantina sebagai antisipasi penyakit mulut dan kaki (PMK).

Bank Indonesia dan TPID bersinergi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, serta memperkuat koordinasi guna menjaga inflasi tetap rendah dan stabil.

Selain itu himbauan belanja bijak kepada masyarakat senantiasa disampaikan sebagai bagian dari komunikasi yang efektif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini