"Saya bekal ijazah SMK, ini nunggu panggilan kerja. Belum ada panggilan, tapi semoga saja ada," harap pemuda 23 tahun ini.
Cari Tempat Tinggal Baru
Rumah petak sederhana, Jemy dan keluarga kecilnya meneduh. Sejak 2009 lalu mereka bermukim di sini, sejak sakit parah kehidupan mereka kian meringis.
Saat hujan, atap rumah banyak yang bocor. Di ruangan tanpa sekat ini kedua orang tua dibaringkan dengan kipas tua sebagai pendingin ruangan.
Langit-langit di ruangan dipasangi satu bohlam yang jadi sumber cahaya satu-satunya beranda.
Tak lama lagi pemilik tanah bakal menggunakan lahannya. Sewaktu- waktu satu keluarga ini akan pindah dan sampai saat ini belum tahu akan tinggal dimana. "Kami sudah diberi sinyal untuk pergi dari rumah ini. Cuman tidak tahu kapan," keluhnya.
Eka Putra dan Jein Maharani berharap ada bantuan dari Pemerintah Kota Bontang. Karena, jujur mereka tidak tahu lagi nasib setelah pindah dari rumahnya saat ini.
Minim Bantuan
Pengakuan dari kedua anaknya untuk bantuan sosial dari Pemkot Bontang sendiri terbilang minim. Selama kedua orang tuanya sakit hanya sekali mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat beberapa waktu lalu.
Baca Juga:Pinkan Mambo Bisa Beli 10 Mobil Saat Keluar dari Duo Ratu Tahun 2004, Tapi Kini Berubah
"Tidak tahu lagi. Kami juga berharap ada perhatian dari pemerintah. Karena keluarga saya juga terbilang tidak mampu buat makan aja susah hanya berharap uluran tangan warga dan orang dermawan saja," harapnya.
Ketua RT 05 Herman Londongbua, mengatakan cukup prihatin dengan keluarga yang kedua orang tuanya menderita lumpuh. Serta kedua anaknya yang juga menganggur.
Setiap ada permintaan usulan pun dirinya sudah memasukkan nama Jemy untuk mendapat bantuan sosial. Bahkan program penerima manfaat rantang kasih.
"Tapi nyatanya mereka tidak dapat. Ada 5 lansia yang diusulkan cuman tidak diterima. Padahal kalau keluarga pa Jemy sangat layak dapat bantuan rantang kasih," ucap Herman.