"Penahanan administratif diperbarui pada momen terakhir ketika kita berharap dibebaskan. Ini dilakukan untuk memberikan tekanan psikologis kepada tahanan dan keluarga mereka," ujar Houdali.
"Pengadilan-pengadilan penahanan administratif itu seperti pertunjukan teater," kata sang penulis, dan menyebut pengadilan seperti itu sebagai "alat perang psikologis."
Istri Houdali juga ditangkap dan dipisahkan dari putrinya yang masih balita. Ia dimasukkan ke tahanan administratif selama 36 bulan.
Sejak perang Israel di Jalur Gaza mulai berlangsung pada 7 Oktober, gelombang besar penahanan dan penangkapan telah terjadi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Baca Juga:Maia Estianty Difitnah Jadi Buzzer Israel karena Netizen Melihat Bukti Ini
Sudah sebanyak 4.675 rakyat Palestina ditangkap oleh pasukan Israel, menurut data terbaru dari kelompok urusan tahanan Palestina.
Sedikitnya 2.870 warga Palestina ditahan di penjara Israel di bawah penahanan administratif; 2.345 ditahan sejak 7 Oktober. Angka itu merupakan yang tertinggi dalam 30 tahun.
Penahanan administratif memungkinkan otoritas Israel untuk memperpanjang masa penahanan seorang tahanan tanpa dakwaan atau pengadilan.
Kebijakan seperti itu diwarisi dari mandat rezim Inggris terhadap Palestina. Dengan kebijakan tersebut, di bahwa undang-undang darurat 1945, Inggris menahan warga Palestina tanpa dakwaan.
Kebijakan yang dilarang oleh hukum internasional itu telah diterapkan Israel terhadap seluruh warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, sejak 1967.
Baca Juga:Pembelaan Zara Usai Tarik Iklan yang Gambarkan Genosida di Palestina