Tahap ini ditandai dengan pembacaan doa oleh Pisor untuk membangunkan roh orang mati di dalam raung atau mampisik liau.
7. Napesan (Upacara Tiwah Hari ke-5)
Napesan dilaksanakan pada hari kelima dan merupakan puncak pelaksanaan upacara Tiwah dimana raung akan ditempatkan ke dalam sandung berurutan menurut usianya, tulang belulang yang paling tua dimasukkan terlebih dahulu.
8. Menggantung pali
Baca Juga:Sistem Religi Masyarakat Dayak Bahau, Miliki Kepercayaan Manusia Dikuasai Roh
Tahap menggantung pali yaitu masa tenang, rehat, dan mengheningkan cipta yang berlangsung selama 3 hari. Berbagai pantangan dilakukan seperti menghindari pertengkaran dan hal-hal buruk lainnya.
9. Manipas pali
Tahap ini yaitu melepaskan pantangan yang ditandai dengan pembongkaran dan pembuangan seluruh peralatan upacara Tiwah. Kegiatan ini dimulai dengan pembacaan doa, diikuti dengan pembuangan peratan upacara dan menghanyutkan sesajian ke sungai.
10. Mabuhui
Tahap ini adalah perjamuan besar yang ditandai dengan pemotongan babi atau ayam. Dalam kesempatan ini, Pisor mendoakan semua ahli waris atau keluarga penyelenggara Tiwah dan semua pihak yang terlibat supaya selalu diberi keselamatan dan rezeki yang berlimpah.
Baca Juga:Kondisi Geografis Suku Dayak Bahau, Dari Penyebaran Suku Hingga Mata Pencahariannya
Kontributor : Maliana