SuaraKaltim.id - Sosok Rudy Mas’ud yang saat ini sudah mengantongi dukungan 6 partai politik (Parpol) kian menyulitkan Isran Noor dalam mendapatkan perahu politik untuk pendaftaran Pasangan Calon (Paslon) Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Timur (Kaltim) pada 27 Agustus mendatang.
Rudy Mas’ud yang baru-baru ini mendapatkan rekomendasi baru dari Gerindra dan Nasdem terlihat akan melawan kotak kosong. Tak tanggung-tanggung, 41 kursi dari 11 kursi syarat minimal pencalonan, berhasil diamankan.
Isran Noor yang merupakan petahana, hingga saat ini masih belum menyatakan partai apa saja yang akan mendukungnya pada Pilgub mendatang. Kini, tersisa tiga partai saja yang menjadi harapan kuat Isran Noor, yakni Demokrat, PDIP, dan PPP.
Dosen Program Sarjana & Magister Ilmu Pemerintahan Fisip Unmul, Muh. Jamal Amin menyoroti tiga partai besar yakni PDIP, Demokrat, dan PPP yang masih belum menyatakan dukungan kepada bakal calon gubernur sehingga dapat berujung pada kotak kosong.
Baca Juga:Harga TBS Sawit Kaltim Turun Sedikit, Tapi Masih di Atas Rp 2.500 per Kg
"Sekarang Isran Noor harus bisa meyakinkan tiga partai yang tersisa, yaitu PDIP dengan 9 kursi, PPP dengan 2 kursi, dan Demokrat dengan 2 kursi. Untuk mengusung calon, minimal dibutuhkan 11 kursi atau 20 persen dari kursi DPR. Jika tidak, bisa terjadi hanya satu pasangan calon, yaitu Rudy Mas'ud melawan kotak kosong," ujar Jamal Amin, disadur dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Selasa (16/07/2024).
Menurutnya, Isran Noor harus bergegas mengamankan dukungan dari ketiga partai yang tersisa sebelum batas waktu pendaftaran pada 27 Agustus.
"Artinya sekarang berlomba dengan waktu. Isran Noor dan pasangannya, yang santer disebut Hadi Mulyadi, harus segera mendapatkan kepastian dukungan," tambahnya.
Melalui kondisi perpolitikan yang terjadi jelang pilkada 2024 mendatang, ia menekankan pentingnya penguatan demokrasi dan kaderisasi partai politik. Selain itu, partai politik seharusnya mempersiapkan kader-kadernya untuk menjadi pemimpin baik di eksekutif maupun legislatif.
"Kalau hanya ada satu calon melawan kotak kosong, itu menunjukkan kegagalan partai politik dalam menciptakan kader pemimpin. Ini tidak sehat bagi demokrasi dan tidak mendidik masyarakat," jelasnya.
Baca Juga:Budisatrio Gantikan Andi Harun Pimpin DPD Gerindra, Seno Aji Beber Alasannya
"Banyak hal yang bisa dilakukan untuk memenangkan kontestasi, seperti program yang jelas dan konsep keberlanjutan yang kuat. Ini penting untuk mendidik masyarakat dalam berpolitik," lanjutnya.
Jamal Amin berharap PDIP, Demokrat, dan PPP dapat mengusung Isran Noor sebagai calon kuat yang telah terbukti kinerjanya. Sehingga, dengan adanya jumlah minimum bakal calon untuk berkompetisi dapat menimbulkan persaingan yang sehat agar masyarakat bisa menimbang mana yang lebih cocok untuk dipilih.
"Kalau ada minimal dua calon, masyarakat bisa membandingkan visi dan misi mereka. Ini akan lebih mendidik dan sehat bagi demokrasi," ucap Jamal.
Lebih lanjut, ia menyinggung soal borong partai politik adalah salah satu cara mudah yang dapat diambil oleh bakal calon untuk menduduki sebuah kursi jabatan. Namun, untuk melakukan hal ini, diperlukan keperluan logistik yang setara selain menunjukkan kapasitas yang dimiliki.
Jamal juga mengingatkan pentingnya menghindari politik uang yang dapat merusak demokrasi.
"Politik uang adalah benih dari korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Partai politik harus mendorong pemilu yang jujur, berintegritas, dan bermartabat," pungkasnya.