Karnaval Batik Indonesia: Mengenal Makna Mendalam di Balik Setiap Pola dan Prosesnya

Menurutnya, masyarakat perlu mencintai terlebih dahulu dan mengenal bagaimana esensi sebenarnya dari batik.

Denada S Putri
Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:57 WIB
Karnaval Batik Indonesia: Mengenal Makna Mendalam di Balik Setiap Pola dan Prosesnya
Seorang model memamerkan pakaian dengan motif batik lokal Kaltim, di Mercure Samarinda. [Suara.com/Denada S Putri]

SuaraKaltim.id - Karnaval Batik Indonesia kembali digelar di Hotel Mercure Samarinda, Sabtu (05/10/2024). Karnaval tersebut dianggap sebagai wadah umtuk mengekspresikan batik itu sendiri.

Hal itu disampaikan Aldi Riandana selaku Creative Director dan Batik Enthusiast. Ia menuturkan, mencintai batik, tak perlu dengan memakainya setiap hari.

Baginya, batik memiliki makna dan pengertian masing-masing di tiap daerah. Budaya membatik serta polanya, perlu dipahami secara mendalam.

"Mencintai batik tak harus dipakai tiap hari, tapi dengan cara mengerti, paham maknanya, setelah itu, jatuh cinta," sebutnya.

Baca Juga:Seragam Batik Bontang Rp 12 Miliar ke Malang, Disdikbud: Penjahit Lokal Tak Mampu Tepat Waktu

Ia sendiri mengaku, budaya membatik dan memakai batik sebagai pakaian atau apapun, harus terus digaungkan. Alasannya karena masuk dalam kekayaan warisan Indonesia. Baginya, batik memiliki keunikan tersendiri serta nilai

"Memaknai dan mengenakan batik ini adalah sebuah selebrasi untuk kembali mengingat proses panjang batik diakui secara internasional," bebernya.

Menurutnya, masyarakat perlu mencintai terlebih dahulu dan mengenal bagaimana esensi sebenarnya dari batik. Terlebih, mencintai sebuah batik juga memerlukan proses tersendiri.

Hal senada disampaikan para Duta Wisata Kalimantan Timur (Kaltim) 2023, Nadia & Arif. Mereka mengaku, tantangan batik saat ini juga semakin besar. Banyak trend fashion baru masuk ke Indonesia, khususnya Kaltim.

Sebagai perwakilan Duta Pariwisata, mereka merasa harus terlibat dalam mempertahankan warisan batik lokal, untuk bisa bersaing dengan produk-produk fashion lain.

Baca Juga:Batik Khas Bontang Dipakai Tiap Kamis, Dibuat di Luar Daerah Gegara Ongkos Jahit Lokal Terlalu Mahal?

"Tantangannya cukup besar, bersaing dengan fashion fashion yang lain juga. Namun, apabila batik di kreasikan dengan baik, maka generasi muda saat ini juga bisa tertarik dengan batik dan mencintainya," tutur Nadia.

Hotel Mercure dan Ibis Samarinda sukses menggelar kegiatan Karnaval Batik Indonesia selama 5 tahun berturut-turut. Kegiatan itu untuk merayakan Hari Batik Nasional.

Marketing Manager Hotel Mercure Ibis Kota Samarinda, Estetika Putri mengutarakan, mendukung batik sebagai karya asli Indonesia dengan estetika yang tinggi.

"Kita harus gaungkan batik sebagai kekayaan warisan budaya Indonesia yang sangat unik dan punya nilai budaya yang tinggi," ujarnya.

Tak jarang, beberapa tamu kenegaraan atau tamu naratama lainnya, mempertanyakan produk-produk batik lokal kepada pihaknya.

"Para tamu sering bertanya kepada kita. Kita sendiri berupaya untuk tetap rutin membuat acara seperti ini tiap tahunnya," lanjutnya.

Executive Assistant Manager Mercure & ibis Samarinda Achmad Safrudin juga memberikan tanggapan. Sebagai perwakilan manajemen, ia tak membenarkan hal tersebut.

"Dukungan terhadap budaya batik, tentunya kami sangat mendukung sekali acara ini. Batik adalah salah satu budaya warisan Indonesia yang dikenal dunia. Tokoh-tokoh dunia sudah memperkenalkan, seperti Nelson Mandela dan Barack Obama," terangnya.

Ia menekankan, Mercure dan ibis Samarinda mengadakan acara tersebut untuk memberikan dukungan penuh kepada pembatik lokal Samarinda sebagai wadah kolaborasi.

"Dengan acara seperti ini, kami berharap pameran batik bisa diingat pernah ada di Mercure," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak