Tanah Borneo, Energi Nusantara: Kalimantan Topang 70 Persen Listrik Nasional

Pada 2024, target produksi batu bara nasional dipatok 710 juta ton.

Denada S Putri
Kamis, 10 Juli 2025 | 20:02 WIB
Tanah Borneo, Energi Nusantara: Kalimantan Topang 70 Persen Listrik Nasional
Ilustrasi batu bara di Sungai Mahakam, Kaltim. [Ist]

SuaraKaltim.id - Pulau Kalimantan memegang peran sentral dalam peta energi nasional Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, 70 persen pasokan batu bara nasional berasal dari pulau ini, menjadikannya pilar utama pembangkit listrik di Tanah Air.

Fakta ini disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Siti Sumilah Rita Susilawati, dalam kegiatan Roadshow APBI/ICMA Edisi Kalimantan di Samarinda, Rabu, 9 Juli 2025.

"Pada 2024, batu bara berkontribusi 40,56 persen untuk bauran energi nasional," kata Siti, disadur dari ANTARA, Kamis, 10 Juli 2025.

Baca Juga:Dari Samarinda ke IKN: Kaltim Jawab Kepercayaan Pusat Lewat Rakernas PKK

Ia menegaskan pentingnya rasa syukur atas kekayaan sumber daya ini—namun bukan dengan eksploitasi serampangan, melainkan melalui pengelolaan yang bertanggung jawab dan berwawasan lingkungan.

Siti mengungkapkan, 50 hingga 60 persen pembangkit listrik di Indonesia masih sangat tergantung pada batu bara, dan 70 persen dari pasokan itu berasal dari Kalimantan.

Dengan demikian, sumber energi terbesar Indonesia pada dasarnya bertumpu pada tanah Borneo.

Pada 2024, target produksi batu bara nasional dipatok 710 juta ton.

Namun realisasinya justru melampaui target, yakni mencapai 836,1 juta ton atau 117,76 persen, dengan nilai ekspor mencapai 37,77 miliar dolar AS.

Baca Juga:Dekat IKN, Desa Giri Mukti Tunjukkan Potensi Jadi Sentra Hortikultura Kaltim

Adapun pada 2025, target kembali dinaikkan menjadi 739,67 juta ton, dan hingga Mei 2025, realisasi produksi telah mencapai 357,6 juta ton dengan nilai 12,35 miliar dolar AS.

Siti menyoroti pentingnya peran batu bara bukan hanya bagi industri, tapi juga kehidupan sehari-hari.

"Bayangkan saja jika hidup tanpa listrik karena tidak ada batu bara. Misalnya di acara ini tiba-tiba listrik padam, pasti acara terganggu. Kita buka komputer atau laptop juga butuh listrik, handphone pun butuh listrik. Jadi ketika kita terima telepon juga ingat batu bara yang menjadi sumber energi listrik," ujarnya menggambarkan.

Dari sisi penerimaan negara, sektor PNBP minerba menyumbang Rp 140,46 triliun pada 2024, atau 52 persen dari total PNBP Kementerian ESDM, melebihi target sebesar 123,75 persen.

"Minerba untuk menggerakkan ekonomi Indonesia itu bukan omong kosong, tapi realita. Untuk mewujudkan Indonesia Emas pun, batu bara memiliki peran penting karena turut menggerakkan ekonomi nasional. Tapi ingat, sumber daya ini harus dikelola secara bertanggungjawab. Pengelolaan secara ramah harus dikedepankan," tegas Siti.

Sementara itu, Ketua Umum APBI, Priyadi, mengungkapkan bahwa industri batu bara kini menghadapi tekanan dari kondisi ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini