Di tengah tren penurunan, secercah kabar baik datang dari pos "Pajak Lainnya" yang mencatat pertumbuhan luar biasa.
Penerimaan bruto dari sektor ini melonjak 755,18 persen menjadi Rp 0,126 triliun, sementara capaian netto juga naik signifikan sebesar 756,67 persen.
Angka-angka tersebut menjadi bahan pembahasan dalam Rapat Asset Liability Committee (ALCo) Regional Kaltimtara yang digelar secara daring.
Forum ini menjadi ruang evaluasi bagi seluruh unit vertikal Kementerian Keuangan di wilayah, termasuk Kanwil DJP, DJPb Kaltim, dan DJPb Kaltara.
Baca Juga:Pajak Alat Berat Belum Maksimal, Kaltim Siapkan Langkah Tegas
Meski sejumlah sektor menunjukkan performa positif, tren kontraksi tajam pada penerimaan pajak netto menandai perlunya evaluasi lebih mendalam terhadap efektivitas kebijakan fiskal dan potensi pemulihan ekonomi daerah di tengah kompleksitas dinamika nasional.
Kaltim Genjot SDM Pertanian, Targetkan Swasembada Pangan
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) terus memperkuat strategi ketahanan pangan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian dan peternakan.
Langkah ini dipandang sebagai fondasi utama dalam upaya mengurangi ketergantungan daerah terhadap pasokan bahan pokok dari luar wilayah.
Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim, Seno Aji, menegaskan bahwa pengembangan SDM petani menjadi prioritas, termasuk lewat pemanfaatan program unggulan daerah.
Baca Juga:Sambut IKN, PPU Genjot PAD dari 13 Sektor Pajak, Minerba Melonjak 423 Persen
Hal itu ia sampaikan saat berada di Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kamis, 17 Juli 2025.
"Kaltim memiliki program Gratispol yang bisa digunakan untuk peningkatan sumber daya manusia di sektor pertanian,” katanya disadur dari ANTARA, Minggu, 20 Juli 2025.
Menurutnya, peningkatan kapasitas petani dapat dilakukan melalui pendekatan multifaset seperti pelatihan teknik bertani modern, penyuluhan berkelanjutan, hingga pemanfaatan platform digital untuk menambah wawasan.
Seno mengakui bahwa kemandirian pangan—terutama untuk kebutuhan pokok seperti beras—masih menjadi tantangan besar di Kaltim karena sebagian besar pasokan masih berasal dari luar daerah.
Ia menilai penguatan kualitas SDM petani bisa menjadi senjata ampuh mengawal pengembangan swasembada pangan di daerah.
Namun, perhatian pemerintah tidak berhenti pada petani aktif saja. Kaltim juga mulai menyasar kelompok muda untuk tertarik kembali pada sektor pertanian dan peternakan.