SuaraKaltim.id - Pengenalan kehidupan kampus di Universitas Mulawarman (Unmul) tahun ini menuai sorotan.
Alih-alih menjadi ruang penyambutan yang menekankan nilai-nilai akademik dan kebebasan berpikir, pelaksanaan PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru) 2025 justru dikritik karena dianggap terlalu memberi ruang bagi simbol kekuasaan dan aparat negara.
Salah satu kritik datang dari Dosen Fakultas Hukum Unmul, Herdiansyah Hamzah. Ia menilai pelaksanaan PKKMB kali ini telah bergeser dari semangat awalnya.
Hal itu disampaikan pria yang akrab disapa Castro itu pada, Rabu, 6 Agustus 2025.
Baca Juga:Peneliti Unmul Temukan Terumbu Karang dan Padang Lamun Sehat di Wilayah Tambang Batu Bara
"Katanya Wagub keynote speaker di PKKMB ya? Bukankah ini mestinya pengenalan kehidupan kampus, bukan pengenalan pejabat? Sayang sekali, saat pertama kali mahasiswa baru menginjakkan kaki di kampus, mereka sudah diajarkan ‘bermesraan’ dengan kekuasaan,” ujarnya, disadur dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Kamis, 7 Agustus 2025.
Castro juga menyayangkan kehadiran aparat TNI dalam kegiatan tersebut yang menurutnya tidak selaras dengan semangat pendidikan tinggi.
Ia mempertanyakan relevansi kehadiran militer di ruang akademik yang seharusnya bebas dari tekanan simbolis kekuasaan.
“Kalau soal cinta tanah air, saya lebih percaya pada rektor atau dosen kewarganegaraan dan Pancasila. Kalau bicara kedisiplinan, tokoh sipil seperti Bung Hatta sudah cukup menjadi contoh. Tidak harus militer,” lanjutnya.
Di sisi lain, pelaksanaan PKKMB 2025 tetap berlangsung meriah. Sebanyak 6.426 mahasiswa baru secara resmi mengawali perjalanan akademik mereka dalam kegiatan yang digelar di GOR 27 September Unmul, Selasa, 5 Agustus 2025.
Baca Juga:Kasus Kekerasan Seksual di Unmul: Tiga Dosen Terlibat, Satgas PPKS Ambil Tindakan
Rektor Unmul, Prof. Dr. Ir. H. Abdunnur, M.Si., IPU., ASEAN Eng, menyampaikan kebanggaannya atas antusiasme para mahasiswa baru, yang telah lolos seleksi dari lebih 45 ribu pendaftar.
“Kita saat ini berada di peringkat 29 nasional. Prestasi mahasiswa, ketepatan studi, dan inovasi akademik adalah kunci untuk terus meningkat,” tuturnya.
PKKMB juga dihadiri Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Timur (Kaltim), Seno Aji, yang menjadi salah satu pembicara utama.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan komitmen Pemerintah Provinsi Kaltim dalam mendukung sektor pendidikan tinggi melalui berbagai program strategis.
“Tahun depan kami siapkan AC di GOR 27 September. Kami ingin kalian nyaman dan siap menjadi penerus di berbagai bidang,” ucap Seno Aji, sembari menyebut pembangunan Smart Digital Education Center senilai Rp 127 miliar serta rencana Rumah Sakit Pendidikan Kedokteran di Sempaja.
Selain itu, Pemprov Kaltim juga telah menggelontorkan Rp 750 miliar untuk pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa baru, dan menyiapkan alokasi hingga Rp 2,7 triliun untuk tahun berikutnya melalui program Gratispol.