SuaraKaltim.id - Delapan pelaku dugaan penipuan modus jual kalender pondok pesantren asal Kabupaten Demak, Jawa Tengah ditangkap di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Kabupaten Penajam Paser Utara Margono Hadi Susanto mengungkapkan bahwa para pelaku menjual kalender palsu mengatasnamakan Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Mubarok Kabupaten Demak.
"Kami amankan delapan warga Kabupaten Demak yang menjual kalender fiktif ke rumah-rumah warga. Mereka menjual kalender Rp35.000 hingga Rp40.000 per lembar atas nama Ponpes Darul Mubarok yang ada di Kabupaten Demak" kata Margono Hadi Susanto di Penajam, seperti dikutip dari Antara, Sabtu.
Setelah terjaring Satpol PP, para penjual kalender fiktif tersebut akan diberikan pembinaan karena perbuatannya melanggar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 17 Tahun 2009 tentang Ketertiban Umum (Tibum).
Adapun para penjual tersebut antara lain, S (31), MTA (15), BS (29), M (21), IHM (23), TR (23), MH (30) dan Sa (18), dan S yang bertindak sebagai koordinator lapangan.
Baca Juga: Anggota Komisi 2 DPRD PPU Ungkap Rasa Ragunya Soal Data Kemiskinan Ekstrem
Sementara itu, S diserahkan kepada Kepolisian Resor (Polres) Penajam Paser Utara karena diduga melakukan tindak pidana perdagangan orang dan perlindungan anak.
"Karena satu orang yang dipekerjakan adalah anak di bawah umur," katanya.
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan bahwa penjualan kalender awalnya dilakukan para pelaku di Kalimantan Selatan, kemudian ke Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Uang hasil penjualan kalender tidak ada yang masuk ke Ponpes Darul Mubarok," kata dia.
"Setiap penjual kalender fiktif itu menyetor Rp18.000 dari hasil penjualan kepada S koordinator lapangan, kemudian S menyetor Rp6.000 kepada MN selaku koordinator utama yang berada di Demak," katanya lagi.
Baca Juga: Duh, Tenaga Honorer Pemkab PPU di IKN Tak Terakomodasi Otorita
Sementara itu, sisa setoran Rp12.000 digunakan para pelaku untuk biaya operasional kendaraan. Para penjual kalender fiktif juga wajib menyetor kepada S Rp25.000 per hari untuk operasional harian kendaraan dan uang pengganti tiket penyeberangan dari Kota Surabaya, Jawa Timur ke Kalimantan.
"Uang setoran yang diberikan kepada MN koordinator utama ternyata digunakan untuk judi online," katanya.
Berita Terkait
-
Anggota Komisi 2 DPRD PPU Ungkap Rasa Ragunya Soal Data Kemiskinan Ekstrem
-
Duh, Tenaga Honorer Pemkab PPU di IKN Tak Terakomodasi Otorita
-
Klaim untuk Petani, Pemkab PPU Usul Penambahan Kuota Solar ke Pertamina
-
DPRD PPU Sebut Perlu Pendataan Ulang Lahan di Benuo Taka
-
Pelabuhan Benuo Taka di PPU Diklaim Sangat Penting untuk Dukung Nusantara
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
- Cari Mobil Bekas Matic di Bawah Rp50 Juta? Ini 5 Pilihan Terbaik yang Tak Lekang oleh Waktu
Pilihan
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Juli 2025, Lebih dari 5.000 mAh
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Pasti Lancar!
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
Terkini
-
Maladewa-nya Indonesia: Eksplorasi Surga Tersembunyi di Pulau Maratua
-
5 Rekomendasi Pompa Air Watt Kecil Terbaik 2025, Hemat Listrik dan Menyedot Efisien
-
Menumbuhkan Ketangguhan Mental Anak dan Perempuan, Prioritas Baru Bangsa
-
Penajam Dapat 10 Sekolah Baru, Pemerintah Pusat Genjot Infrastruktur Pendidikan Penyangga IKN
-
Ekspor Batu Bara Turun, Ekonomi Kaltim Tetap Tangguh Hingga Akhir 2025