SuaraKaltim.id - Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) telah terjadi ketimpangan. Dampaknya, membuat masyarakat mengatre panjang di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik belum lama ini. Ia juga membeberkan fakta lainnya, yakni soal distribusi.
"Ternyata faktanya kuota bahan bakar minyak (BBM) kita itu lebih dari cukup dan sampai dengan hari ini, kuota kita baru terpakai 75 persen. Artinya, fenomena antrean BBM ini bukan dikarenakan kuota, tapi persoalan pada distribusi,” katanya, melansir dari ANTARA, Selasa (05/12/2023).
Pada kesempatan itu, Akmal Malik usai melakukan pertemuan dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk mencari data terkait dengan pasokan BBM di wilayah Kaltim.
“Kami sudah menjelaskan persoalan fenomena antrian panjang yang bertahun-tahun terjadi hampir di seluruh stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di Kalimantan Timur saat bertemu dengan kepala BPH Migas Ibu Erika Retnowati,” ungkapnya.
Akmal Malik menjelaskan, ketimpangan distribusi BBM tersebut dikarenakan masyarakat lebih memilih kebutuhan jenis BBM yang subsidi. Alasannya, karena harganya jauh lebih murah
“Kenapa ini bisa terjadi, Karena ada disparitas harga yang sangat tinggi. Kenapa bisa terjadi, Karena lemahnya sistem pengawasan,” ungkapnya.
Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri ini juga mengatakan berangkat dari pengalaman, maka Pemerintah Provinsi Kaltim bersama-sama BPH Migas dan Komite sepakat untuk membuat tim bersama.
“Kita akan memperkuat pengawasan bahkan tadi saya juga menawarkan akan melibatkan KPK untuk supporting, sehingga nanti sistem pengawasan kita akan lebih efektif di lapangan, juga melibatkan Kemendagri,” ujarnya.
Baca Juga: Beri Ucapan Belasungkawa untuk Pratu Sandy Primadana, Akmal Malik: Salah Satu Putra Terbaik
Ia menegaskan, ke depan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan BPH Migas serta Pemerintah Provinsi Kaltim akan membuat tim bersama untuk mengawasi distribusi agar tidak salah sasaran.
Berdasarkan temuan di lapangan sejumlah BBM subsidi khususnya jenis solar, ratusan truk yang mengantri di sejumlah lokasi SPBU. Di antaranya, di Jalan PM Noor Samarinda dan Jalan menuju APT Pranoto Sanarinda, mayoritas truk tersebut merupakan truk pengangkut batu bara.
Merujuk pada aturan armada truk yang dimiliki oleh perusahaan batubara tersebut. Seharusnya menggunakan BBM non subsidi.
"Namun para sopir memilih mengantri hingga berjam-jam untuk mendapatkan bahan bakar untuk operasional kendaraannya," singgungnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
5 Mobil Bekas 50 Jutaan Bukan Toyota buat Anak Muda, Hemat dan Bertenaga
-
Penerimaan Pajak Kaltim Capai Rp16,24 Triliun, Berikut Rinciannya
-
4 Mobil Matic Bekas Kabin Luas: Muat Banyak Keluarga, Aman di Segala Medan
-
Dari Samarinda Menuju IKN: SDM Peneliti Muda Mulai Disiapkan
-
Ratusan Guru Honorer di Kaltim Terganjal Administrasi Menjadi PPPK