Sebagai proyek strategis nasional dengan visi jangka panjang, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur tidak hanya menekankan kecepatan kerja, tetapi juga kedisiplinan dalam pelaksanaan konstruksi.
Otorita IKN kini semakin tegas mengawasi pelaksanaan proyek di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), guna menjamin kualitas, estetika, dan keberlanjutan lingkungan.
Hal itu disampaikan Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono saat meninjau progres proyek di kawasan Sepaku, Jumat, 5 Juli 2025.
“Pembangunan fisik harus dibarengi dengan kedisiplinan, tata kelola yang baik, serta perhatian terhadap lingkungan dan lanskap,” tegas Basuki, disadur dari ANTARA, Senin, 7 Juli 2025.
Basuki menekankan bahwa pembangunan ibu kota baru Indonesia bukan sekadar kerja infrastruktur, tetapi sebuah benchmark baru tentang bagaimana proyek berskala besar harus dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab.
Hal-hal detail seperti pengangkutan material, kebersihan jalur transportasi, hingga penataan tanaman lanskap tak luput dari perhatian.
Ia menyoroti truk-truk pengangkut tanah dan batu dari quarry yang dinilai belum sepenuhnya mematuhi standar lalu lintas dan kebersihan jalan.
Jalur menuju IKN seperti tanjakan Polewali disebut harus selalu dalam kondisi bersih dan rapi, karena mencerminkan wajah pembangunan nasional.
“Kami akan stop tempat produksi beton siap pakai (batching plan) yang masih kotori jalan minimal dua bulan, serta muatan tanah dan split harus ditutup terpal,” ujarnya.
Baca Juga: Kaltim Siapkan Perusda Ojol, Lawan Ketimpangan Tarif Aplikator Nasional
elain aspek fisik, Otorita IKN juga memberi perhatian khusus pada penataan lanskap dan penanaman pohon yang dinilai masih belum optimal. Banyak tanaman yang ditanam tanpa memperhatikan prinsip dasar agronomi.
“Semua pohon yang telah ditanam harus diperiksa ulang, banyak ditemukan tanaman masih dibungkus karung atau plastik,” jelasnya.
Hal ini, menurut Basuki, menghambat pertumbuhan akar dan berpotensi menyebabkan kegagalan tanaman.
Ia juga mengingatkan pentingnya pemilihan jenis tanaman sesuai kebutuhan air.
“Tanaman yang membutuhkan banyak air tidak boleh dicampur dengan yang tidak memerlukan air, karena kedua tanaman itu memiliki kebutuhan tumbuh yang berbeda,” ucapnya.
Lebih jauh, Basuki menyerukan agar seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan IKN—baik kontraktor, konsultan, maupun pengelola lapangan—memiliki persepsi dan komitmen yang sama terhadap arah pembangunan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
CEK FAKTA: Kemenag Bantah Program Hibah Rp 250 Juta sampai Rp 1 Miliar
-
PPU Siapkan Dapur MBG Bebas Limbah untuk Dukung Konsep Green City IKN
-
Ironi Daerah Penghasil SDA, Kaltim Justru Alami Pemangkasan Dana Transfer
-
Bontang vs Kutim: Polemik Batas Wilayah, Pemkot Tegaskan 7 RT Sidrap Sah Secara Hukum
-
Menjelang IKN, Pemkab PPU Dorong ASN Jadi Teladan Disiplin Pajak