Denada S Putri
Selasa, 26 Agustus 2025 | 21:09 WIB
Banjir di Kota Balikpapan, Jumat (6/11/2020). [foto: BPBD Balikpapan]

SuaraKaltim.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan masih berkejaran dengan waktu untuk menyelesaikan persoalan banjir yang kerap melanda sejumlah kawasan.

Dinas Pekerjaan Umum (DPU) mencatat, sebagian besar titik rawan sudah ditangani, meski masih ada pekerjaan besar yang tersisa.

“Bila dihitung persentasenya, penanganan sudah lebih dari 50 persen," ujar Kabid SDA dan Drainase DPU Balikpapan, Jen Supriyanto, disadur dari ANTARA, Selasa, 26 Agustus 2025.

Dari total 81 titik genangan yang teridentifikasi, sebanyak 64 titik sudah tertangani, sementara 17 titik lainnya masih dalam proses.

Jen menekankan dua daerah aliran sungai (DAS) menjadi fokus utama, yakni DAS Ampal atau Kelandasan Besar dan DAS Kelandasan Kecil.

Kedua wilayah ini disebut berpengaruh besar terhadap luapan air di Kota Minyak.

Wilayah terdampak DAS Kelandasan Kecil meliputi kawasan Antasari hingga Gunung Sari.

Sementara DAS Kelandasan Besar meluas dari area belakang Pasar Segar, Zurich, hingga Balikpapan Super Block (BSB).

Namun, upaya percepatan tidak mudah. Keterbatasan anggaran dan persoalan pembebasan lahan menjadi hambatan utama.

Baca Juga: Hutama Karya Genjot Akses IKN, Tol Baru Pangkas Perjalanan BalikpapanNusantara Jadi 1 Jam

“Oleh sebab itu, anggarannya sudah direncanakan Rp140 miliar pada 2019, namun belum bisa tuntas sekaligus,” jelasnya.

Untuk DAS Ampal, pemerintah menyiapkan beberapa opsi: pembangunan rumah pompa, pelebaran saluran, dan pembangunan bendali.

Hanya saja, pelebaran saluran maupun pembangunan bendali memerlukan pembebasan lahan, sehingga rumah pompa dipandang sebagai solusi tercepat.

Saat ini, progres penanganan baru berupa pengerukan dengan capaian sekitar 40 persen dari target 10 hektare lahan.

Dari total tersebut, 9,4 hektare sudah berhasil dibebaskan dengan anggaran Rp 100 miliar.

“Perencanaan pembangunan fisik Bendali Ampal Hulu berada di bawah Balai Wilayah Sungai (BWS). Pemkot hanya menyiapkan lahannya,” terang Jen.

Sementara itu, untuk mempercepat langkah, Pemkot mengalokasikan Rp6 miliar dari dana BTT bagi pengerukan lahan lewat program karya bakti TNI pada akhir Agustus.

"Harapannya, pembangunan fisik bendali bisa didanai APBN atau bantuan Pemprov," imbuhnya.

Selain Ampal Hulu, pemerintah juga merevitalisasi sejumlah bendali yang menjadi kewenangan kota sejak tahun lalu.

Bendali 5, misalnya, berada di bawah Pemkot, sementara Bendali 6 atau Embung Aji Raden masih menunggu pembebasan lahan sekitar 70 hektare.

Bendali 1 dan 2 berlokasi di Regency, Bendali 3 dan 4 di BJBJ, sedangkan Bendali Wonorejo dan bendali skala kecil di perumahan masuk tanggung jawab pemerintah kota.

Revitalisasi outlet DAS juga tengah dikerjakan, salah satunya Bendali Gang Kantil yang menerima aliran dari Boulevard.

Upaya lain meliputi pelebaran saluran di sisi kiri Jalan Beler menuju Balikpapan Baru, pembangunan saluran di kawasan Inhutani dengan anggaran Rp 10 miliar, serta revitalisasi sejumlah saluran di kawasan pelabuhan dan pusat kota.

“Di Jalan Sudirman kita buat saluran sodetan di tengah jalan, termasuk di sekitar RS Bhayangkara. Kami terus berupaya agar setiap pekerjaan berjalan optimal sehingga target bebas banjir bisa tercapai secara bertahap,” pungkas Jen.

Load More