Ini Penjelasan Pemkot Balikpapan Mengapa Belum Menggunakan GeNose C19

Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty, mengatakan hingga kini belum mendapatkan pedoman dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait penggunaan GeNose C19.

Sapri Maulana
Rabu, 17 Maret 2021 | 21:44 WIB
Ini Penjelasan Pemkot Balikpapan Mengapa Belum Menggunakan GeNose C19
Wali Kota Samarinda Andi Harun saat tes Covid-19 menggunakan Genose C19. [Jifran/Suara.com]

SuaraKaltim.id - Pemkot Samarinda sudah melakukan uji coba GeNose C19 untuk mendeteksi Covid-19. Begitu juga dengan Bandara APT Pranoto, berencana mulai menggunakan per 1 April mendatang. Sementara itu, Pemkot Balikpapan belum akan menggunakan GeNose sebagai alat deteksi covid-19.

Dilansir dari Inibalikpapan.com, jaringan Suara.com, Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty, mengatakan hingga kini belum mendapatkan pedoman dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait penggunaan GeNose untuk mendeteksi Covid-19. Untuk itu, Balikpapan masih tetap menggunakan rapid test antigen dan swab PCR.

“Masih menunggu pedoman dari Kementerian Kesehatan. ami belum mendapatkan pendoman untuk penggunaan alat tersebut,” ujar Andi Sri, Rabu (17/3/2021)

“Sehingga untuk diagnosis (covid-19) di Balikpapan tetap mengacu keputusan Menteri yang terakhir Antigen diakui selain PCR,” sambungnya.

Baca Juga:Korupsi Bansos Covid-19, KPK Sita Sepeda Brompton dari Sekjen Kemensos

Namun kata dia, jika digunakan untuk screening tahap awal ditempat-tempat fasilitas umum kemungkinan bisa. Hanya saja tergantung kebijakan wali kota.

Saqat ini, kata Andi Sri, fasilitas kesehatandi Balikpapan  tetap menggunakan rapid antigen dan PCR.

“Tetapi jika dijadikan untuk screening ditempat-tempat umum, bisa saja. Kebijakan Bapak Wali Kota (Rizal Effendi),” ujarnya.

“Tetapi untuk digunakan di fasilitas kesehatan sebagai sarana diagnosa kami lebih memilih tetap mengacu kepada pedoman kementerian kesehatan rapid antigen dan swab PCR,” sambungnya.

Kata dia, alat deteksi buatan Universitan Gajah Mada itu sangat sensitive sehingga akan sangat membingungkan. “Apalagi GeNose katanya sangat sensitive, bau rokok saja dia positif, baru durian dia positif,” ujarnya

Baca Juga:Tambah 1.330 Pasien, Kasus Corona di DKI Jakarta Capai 363.700 Orang

Hal itu berbeda dengan kebijakkan Pemkot Balikpapan yang justru telah memiliki 7 unit GeNose yang ditempatkan di rumah sakit daerah maupun empat puskesmas untuk membantu melakukan screening.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini