Pakaian Adat Tari Ngerangkaw, Tarian Upacara Kematian Suku Dayak Benuaq

Pada saat menari ini, beberapa penari bagian depan sambil menggendong atau memikul tengkorak.

Denada S Putri
Rabu, 21 Februari 2024 | 16:00 WIB
Pakaian Adat Tari Ngerangkaw, Tarian Upacara Kematian Suku Dayak Benuaq
Tarian Ngerangkaw, tarian di upacara kematian Suku Dayak Benuaq. [YouTube]

SuaraKaltim.id - Tari Ngerangkaw ialah tari adat pada upacara kematian suku Benuaq dan suku Tunjung yang biasanya dilakukan saat upacara adat kenyau dan upacara kuangkai.  

Kenyau sendiri merupakan upacara kematian kelanjutan dari upacara param api yang hanya dilaksanakan bagi mereka yang mampu.

Biasanya setelah menggelar upacara param api, maka dilanjutkan dengan upacara kenyau yang dilaksanakan selama sembilan hari sembilan malam.

Waktu tersebut adalah waktu dimana keluarga yang meninggal biasanya belum sampai hati untuk memakamkan yang baru meninggal dunia.

Baca Juga:Sejarah Musik Sape Menurut Mitologi Suku Dayak

Selain itu, mereka mempunyai kepercayaan, apabila keluarga yang ditinggalkan mengadakan upacara kematian secara lengkap, maka arwah yang meninggal akan mencapai tempat yang tinggi dan bahagia di Gunung Lumut.

Bahkan mereka percaya upacara itu akan memberikan kekuatan kepada anak cucu mereka untuk berusaha memperoleh kebahagiaan di dunia.

Pada malam kelima dari upacara kenyau,  barulah diadakan tarian ngerangkaw yang dilakukan dengan tujuan untuk menghibur orang-orang yang sudah meninggal dunia.

Para penarinya terdiri dari para pengawara atau penyentangih yakni seorang pemimpin upacara dari pihak keluarga serta para tamu yang datang.

Tarian ini dilakukan baik oleh orang laki-laki maupun orang perempuan secara berganti-ganti.

Baca Juga:Beda Pakaian Adat Wanita Suku Dayak Benuaq di Zaman Dahulu dan Sekarang

Di zaman dahulu penari-penari ini mengenakan pakaian dari kulit kayu yaitu kulit kayu dari pohon jomoq dan sekarang pakaiannya dibuat dari kain putih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini