Kebiasaan mereka berpindah-pindah tempat ini sesuai pula dengan mata pencaharian mereka sebagai peladang yang berpindah-pindah.
Mereka terdaftar di suatu kampung dan setelah panen biasanya lalu kembali ke kampungnya. Lalu setelah mulai mengerjakan ladang mereka pergi lagi, dan seterusnya.
Kemudian akibat penyebaran itu terjadilah sedikit perbedaan logat bahasa dan wujud kebudayaan, meski tidak begitu mendasar.
Suku Dayak Tunjung setelah menyebar itu menyebabkan terwujudnya bermacam-macam wilayah yang mereka tempat.
Baca Juga:Sejarah dan Asal Usul Nama Suku Dayak Tunjung, Disebut Jelmaan Para Dewa
Seperti Suku Dayak Tunjung Bubut yang berdiam di Desa Asa, Juhan, Pepas Asa, Juaq Asa, Muara Asa, Ongko Asa, Omban Asa, Nyenyan Asa, Gemuhan Asa dan Kelumpang.
Kemudian suku Tunjung Asli mendiami desa Galeo. Suku Tunjung Bahau mendiami Desa Barong Tongkok, Sekoloq Darat, Sekolaq Mulaq, Sekoloq Ondai, Sekoloq Jaloq.
Ada juga Suku Tunjung hilir yang berdiam di desa Empakung, Bunyu dan Kuangan. Suku Tunjung Lonokng yang berdiam di beberapa desa yaitu Gemuruk, Sekong Rotoq, Sakaq Tada dan Gadur.
Suku Tunjung Hinggang juga berdiam di desa Linggang Melapeh, Luinggang Binggung, Linggang Amer, Linggang Mapan, Marimun dan Muara Batuq.
Kontributor : Maliana
Baca Juga:Kenta, Makanan Tradisional Ala Dayak Ngaju yang Disakralkan