SuaraKaltim.id - Inflasi tahunan (y-on-y) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Januari 2025 tercatat sebesar 0,21 persen, mengalami penurunan dibandingkan Desember 2024 yang mencapai 1,47 persen. Salah satu faktor utama yang menekan inflasi adalah turunnya indeks harga pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang merosot hingga 8,77 persen.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Yusniar Juliana, di Samarinda, Senin (03/02/2025). Dia menyebut, kenaikan harga masih terlihat pada beberapa kelompok pengeluaran utama.
"Kelompok pendidikan sebesar 1,60 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,08 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,75 persen," ungkap Yusniar, disadur dari ANTARA, Selasa (04/02/2025).
Ia menjelaskan, beras, emas perhiasan, cabai rawit, udang basah, sigaret kretek mesin, serta nasi dengan lauk menjadi komoditas yang memberikan andil dalam inflasi.
Baca Juga:Nasdem dan Gerindra Lakukan PAW di DPRD Kaltim, Siapa yang Menggantikan?
Sebaliknya, selain sektor perumahan, beberapa kelompok lain juga mencatat penurunan harga, termasuk kelompok transportasi 0,36 persen, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,60 persen.
Secara wilayah, Kota Balikpapan mencatat inflasi tertinggi sebesar 0,36 persen, disusul Kabupaten Berau 0,28 persen dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) 0,13 persen. Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Kota Samarinda dengan angka 0,10 persen.
"Pada skala bulanan (m-to-m), terjadi deflasi di Kaltim, dengan Kota Samarinda mencatat deflasi terdalam sebesar 1,31 persen, sementara Kabupaten PPU mengalami deflasi terendah, yakni 0,61 persen," timpalnya.