"Sekali isi daya, dia kan pakai baterai, kurang lebih Rp500 ribu, kalau pakai helikopter 30 menit mungkin Rp50 juta, kalau pakai EHang ini hanya Rp500 ribu. Jadi murah sekali dan ini memang menjadi transportasi mobilitas perkotaan," jelas Rudy.
Perbandingan biaya yang sangat signifikan ini menunjukkan bahwa EHang bukan hanya canggih, tetapi juga sangat efisien dan berpotensi menjadi solusi mobilitas udara perkotaan yang lebih terjangkau di masa depan.
Kehadiran EHang 216-s di Indonesia lebih dari sekadar pengenalan produk baru.
Ini adalah sebuah langkah awal menuju revolusi transportasi yang bisa mengatasi kemacetan, mendorong pariwisata berkelanjutan, dan menempatkan Indonesia, khususnya IKN, di peta teknologi dunia.
Baca Juga:37 Persen Masih Terlayani, PPU Kebut Akses Air Bersih demi Kawasan IKN