Pemetaan Ormas Dipercepat, DPRD Kaltim: Demi Keamanan dan Investasi di IKN

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono, menegaskan bahwa keberadaan ormas perlu mendapat perhatian khusus.

Denada S Putri
Kamis, 03 Juli 2025 | 19:59 WIB
Pemetaan Ormas Dipercepat, DPRD Kaltim: Demi Keamanan dan Investasi di IKN
Ilustrasi ormas di IKN. [Ist]

SuaraKaltim.id - Menjelang percepatan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, DPRD Kaltim menaruh perhatian serius terhadap stabilitas sosial dan keamanan daerah.

Salah satu langkah konkret yang didorong adalah pemetaan menyeluruh terhadap organisasi kemasyarakatan (ormas) di wilayah tersebut.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono, menegaskan bahwa keberadaan ormas perlu mendapat perhatian khusus.

Menurutnya, ormas berperan penting dalam pembangunan, namun tidak dapat dipungkiri ada potensi penyimpangan yang dapat mengganggu stabilitas daerah, khususnya di tengah geliat pembangunan IKN Nusantara.

Baca Juga:Penajam Perkuat Desa Lewat Koperasi Merah Putih, Siap Sambut IKN

Keamanan adalah kunci utama dalam mendukung iklim investasi yang sehat. Kita tidak boleh lengah, karena situasi yang tidak stabil akan menimbulkan keraguan, baik dari masyarakat maupun calon investor,” tegas Sapto, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Kamis, 3 Juli 2025.

Legislator itu mengungkapkan, pihaknya telah menerima sejumlah laporan terkait dugaan keterlibatan oknum ormas dalam aktivitas ilegal, seperti penambangan tanpa izin (ilegal) dan praktik pungutan liar (pungli) di beberapa wilayah.

Melihat situasi tersebut, DPRD Kaltim mendorong dilakukannya pemetaan dan profiling terhadap seluruh ormas yang ada.

Sapto menekankan, langkah ini bukan sekadar mendata keberadaan ormas, tetapi juga mengevaluasi sejauh mana kontribusi maupun potensi gangguan yang mungkin mereka timbulkan.

“Kami akan berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari kepolisian, kejaksaan, hingga Forkopimda. Pemetaan ini harus komprehensif agar kita tahu mana ormas yang benar-benar berkontribusi positif dan mana yang justru menjadi sumber keresahan,” jelasnya.

Baca Juga:IKN Bukan Hanya Pusat Pemerintahan, Tapi Juga Panggung Seni Internasional

Selain itu, Sapto menegaskan pentingnya penegakan hukum tanpa pandang bulu terhadap ormas yang terbukti melanggar aturan.

Menurutnya, tindakan tegas perlu diambil terhadap ormas yang terlibat dalam kejahatan, seperti menjadi backing tambang ilegal atau melakukan pungli.

“Tidak ada toleransi bagi ormas yang terlibat praktik melawan hukum. Ini bagian dari komitmen kita menjaga ketertiban dan menciptakan ruang yang kondusif bagi investasi, apalagi Kaltim kini menjadi sorotan nasional sebagai pusat pemerintahan baru,” lugasnya.

Dengan adanya pemetaan ormas secara sistematis, potensi konflik dapat diminimalisir dan kepercayaan publik terhadap pembangunan IKN tetap terjaga.

"Pemetaan ormas ini juga penting untuk memastikan bahwa mereka beroperasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," tuturnya.

PPU Curi Ilmu dari Yogya, Siapkan Masyarakat Lokal Sambut Peran Sentral di IKN

Demi memperkuat fondasi pembangunan ekonomi lokal yang berakar pada budaya dan pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melakukan kunjungan kerja ke Kota Yogyakarta, Rabu, 2 Juli 2025.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya konkret PPU untuk menyerap praktik-praktik inspiratif dari daerah lain yang telah lebih dulu sukses dalam pengembangan sektor kreatif dan UMKM.

Rombongan yang dipimpin Wakil Bupati PPU, Abdul Waris Muin, diterima hangat oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Hermawan, dan jajaran di Ruang Nakula, Balai Kota Yogyakarta.

Suasana dialog berlangsung akrab, diwarnai diskusi strategis yang menyoroti pentingnya inovasi dan kolaborasi lintas sektor.

“Kota Yogyakarta dikenal sebagai salah satu daerah yang sukses dalam pengembangan ekonomi kreatif serta pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan inovatif dan kolaboratif. Kami ingin belajar dari strategi serta langkah-langkah konkret yang telah dilakukan, agar dapat diadaptasi di PPU,” ujar Abdul Waris, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Kamis, 3 Juli 2025.

Bagi Pemda PPU, kunjungan ini bukan semata kunjungan seremonial, melainkan bagian dari proses mencari inspirasi yang bisa dikontekstualisasikan sesuai dengan kondisi lokal.

Fokus perhatian diarahkan pada cara pengelolaan potensi daerah, pelibatan aktif warga dalam pembangunan, hingga bagaimana kebijakan tetap menghormati kearifan lokal.

Wawan Hermawan, Wakil Wali Kota Yogyakarta, tak segan berbagi cerita tentang bagaimana Yogyakarta membangun dari keterbatasan. Minimnya sumber daya alam justru menjadi pemantik kreativitas.

“Kota Yogyakarta ini tidak punya sumber daya alam. Kami ini sebenarnya kepepet, tapi dari situ justru kami dituntut untuk menjadi kreatif,” ungkap Wawan.

Salah satu terobosan yang dibagikan adalah revitalisasi Batik Segoro Amarto Reborn—program pelestarian batik klasik yang dikerjakan secara manual tanpa teknik printing dan melibatkan berbagai kalangan, termasuk pelajar, dalam koperasi berbasis nasionalisme bernama Koperasi Merah Putih.

“Program ini nantinya juga akan didukung melalui pembentukan Koperasi Merah Putih, yang melibatkan pegawai hingga pelajar. Kami secara tegas melarang teknik printing dalam produksinya, demi menjaga keaslian dan memberdayakan perajin batik lokal,” jelasnya.

Pemda PPU menilai, pendekatan semacam ini relevan untuk diadaptasi dalam membangun wilayah yang sedang bertumbuh, seperti daerah yang sebagian wilayahnya masuk dalam Ibu Kota Nusantara (IKN) tersebut.

Selain membuka ruang kerja sama antardaerah, kunjungan ini juga menegaskan keseriusan PPU dalam merancang strategi pembangunan ekonomi yang tangguh, inklusif, dan berbasis budaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini