Ngerangka'u, Upacara Adat Peringatan 40 Hari Kematian Ala Suku Dayak

Salah satu jenis tarian yang dapat ditampilkan baik laki-laki maupun perempuan adalah tarian dengan gerakan meloncat sambil mengepak.

Denada S Putri
Jum'at, 22 Maret 2024 | 03:00 WIB
Ngerangka'u, Upacara Adat Peringatan 40 Hari Kematian Ala Suku Dayak
Ngerangka'u, upacara adat peringatan 40 hari kematian ala Suku Dayak. [Ist]

SuaraKaltim.id - Suku Dayak Tunjung yang berada di Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki beragam budaya yang masih dilestarikan hingga kini.

Salah satu budaya tersebut adalah upacara adat Ngerangka'u. Ngerangka'u sendiri merupakan upacara adat kematian yang masih sangat disakralkan oleh masyarakat Dayak Tunjung.

Bagi mereka, upacara adat ngerangka'u ini menjadi cara penghormatan kekeluargaan suku mereka untuk memberikan kenyamanan kepada arwah yang meninggal dunia untuk berada di sisi Sang Pencipta.

Biasanya, upacara adat ngerangka'u ini diadakan pada hari ke-40 setelah kematiannya. Kemudian upacara ini diadakan di rumah duka yang dihadiri oleh banyak sanak keluarga.

Baca Juga:Pembangunan IKN Bawa Manfaat bagi Masyarakat Adat Dayak, Kata MADN

Dalam upacara ini, ditampilkan tarian adat dengan pakaian adat lengkap. Ngerangka'u diartikan juga sebagai tarian roh-roh yang sudah meninggal untuk menyambut kedatangan tamu baru.

Masyarakat Dayak Tunjung percaya, saat dilakukaan tarian ngerangka'u, roh-roh di Gunung Lumut (tempat para roh berkumpul di sisi Tuhan) bersukaria dan berpesta menerima tamu orang-orang yang meninggal.

Dalam tarian ngerangka'u, para penari tidak terikat pada ketentuan-ketentuan tertentu karena siapa aja yang berminat untuk menari boleh ikut menari.

Biasanya, tarian ditampilkan oleh para laki-laki dan perempuan secara bergantian, laki-laki terdiri dari para penyentangih, pihak keluarga serta para tamu.

Kemudian penari perempuan terdiri dari pihak keluarga dan para tamu yang datang tanpa ada penyentangih atau pawang perempuan.

Baca Juga:Menelisik Unsur Budaya Islam dalam Kegiatan Festival Adat Erau

Pada zaman dahulu, para penari laki-laki menggunakan kostum dari kulit kayu jombok baju tak berlengan saja saat menari ngerangka'u.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini