Di Sanga-sanga, dibentuk Badan Penolong Perantau Jawa di bawah pimpinan R. Soekasmo yang kemudian diubah menjadi Barisan Pembela Rakyat Indonesia.
Sabotase Gudang Belanda
Kala itu, rakyat Samarinda mencoba untuk melumpuhkan kekuatan tentara Belanda dan memberikan semangat perjuangan kemerdekaan kepada rakyat Kalimantan Timur.
Cara dari barisan-barisan perjuangan itu adalah dengan mengadakan serangan-serangan terhadap tangsi militer dan polisi di Balikpapan.
Baca Juga:Cumi Asin Formalin Beredar di Samarinda, Disperindagkop dan UKM Kaltim Lakukan Penertiban
Serangan itu diadakan dengan melakukan sabotaae dengan cara membakari gudang-gudang perusahaan Belanda di Samarinda.
Puncak dari kegiatan perjuangan rakyat itu ialah terjadinya perebutan tangsi militer di Sanga-sanga.
Akhirnya, barisan rakyat pun berhasil menduduki tangsi militer dan tangsi polisi selama tiga hari.
Setelah terjadi pertemuran yang sengit dengan tentara Belanda yang dikirim dari Samarinda dan Balikpapan, barisan pejuang mengundurkan diri pada tanggal 29 Januari 1947.
Korban Tewas Akibat Perang
Dalam pertempuran itu 70 orang pejuang dan rakyat gugur dan 30 orang luka-luka. Di pihak Belanda tiga orang tentara, satu orang komandan polisi dan satu orang agen polisi tewas.