Ia juga menjelaskan perbedaan dua penyakit yang kini menjadi fokus pengawasan.
PMK atau Penyakit Mulut dan Kuku adalah infeksi akut pada hewan berkuku genap seperti sapi dan kambing, dengan gejala demam, air liur berlebih, serta luka pada mulut dan kaki.
Sementara itu, LSD menyerang sapi dengan tanda khas berupa benjolan di kulit, disertai demam dan pembengkakan kelenjar.
“Penyakit ini ditularkan melalui vektor serangga seperti lalat penghisap darah dan nyamuk. LSD beda dengan PMK. Di Jawa masih ada laporan, sehingga ini yang diperketat karena bisa terbawa lewat pengiriman hewan,” jelas Bisri.
Baca Juga:Putusnya Jalur Vital SamarindaBalikpapan, Warga Minta Solusi Cepat
Melalui rangkaian langkah ini, Pemerintah Kota Balikpapan berupaya menjaga ketahanan pangan sekaligus memberikan rasa aman kepada masyarakat dalam menyambut Idul Adha, terutama dalam ibadah kurban.
Warga Resah Pertamax Kosong, Pemkot Balikpapan Cari Jawaban ke Pertamina
Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan merespons kelangkaan BBM jenis Pertamax dan Pertamax Turbo yang terjadi di sejumlah SPBU sejak Minggu, 18 Mei 2025, dengan langkah kehati-hatian dan koordinasi lintas instansi.
Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, menyampaikan bahwa pihaknya telah menginstruksikan Asisten II untuk menelusuri penyebab kekosongan pasokan.
“Kami sudah meminta Asisten II untuk menelusuri penyebab kekosongan Pertamax di SPBU," kata Bagus, disadur dari ANTARA, Senin, 19 Mei 2025.
Baca Juga:Diperiksa 4 Dokter, Jemaah Haji Kloter 1 Balikpapan Lalui Tahap Kesehatan dan Administrasi
Pemkot juga telah berkomunikasi dengan PT Pertamina Patra Niaga melalui bagian ekonomi daerah guna memperoleh informasi resmi seputar distribusi bahan bakar nonsubsidi tersebut.
Meski demikian, Bagus menegaskan bahwa Pemkot belum dapat menyampaikan pernyataan resmi terkait penyebab pasti terjadinya kelangkaan.
“Kami tidak ingin berspekulasi atau menyampaikan informasi yang keliru. Kami akan menunggu penjelasan resmi dari pihak Pertamina mengenai kendala distribusi Pertamax di Balikpapan,” ujarnya.
Menurutnya, koordinasi lintas sektor terus dijalankan demi mempercepat penanganan, sembari tetap menjaga akurasi dan keterbukaan informasi kepada masyarakat.
“Kami ingin memastikan setiap informasi yang diberikan kepada masyarakat bersifat akurat dan tidak menimbulkan kebingungan. Kami tidak ingin masyarakat merasa cemas atau bingung dengan situasi ini,” katanya.
Dalam situasi ini, masyarakat diimbau untuk tidak panik dan menunggu klarifikasi dari pihak terkait.