Dari Ribuan Jadi Ratusan: Tren Positif Malaria di Kaltim Terus Berlanjut

Penurunan kasus ini merupakan hasil dari pelaksanaan program-program pencegahan dan penanganan secara luas dan terukur, menurut Jaya.

Denada S Putri
Rabu, 16 Juli 2025 | 13:53 WIB
Dari Ribuan Jadi Ratusan: Tren Positif Malaria di Kaltim Terus Berlanjut
Ilustrasi malaria. [Ist]

SuaraKaltim.id - Tren penurunan kasus malaria yang signifikan dalam tiga tahun terakhir menjadi sinyal positif bagi Kalimantan Timur (Kaltim) untuk mencapai eliminasi malaria pada tahun 2027.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim mencatat bahwa berbagai intervensi yang dilakukan mulai menunjukkan hasil nyata.

Hal itu disampaikan Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, saat ada di Samarinda, Selasa, 15 Juli 2025.

"Data terbaru memperlihatkan tren penurunan yang bagus, mendekatkan Kaltim pada target eliminasi malaria di tahun 2027," ujar Jaya, disadur dari ANTARA, Rabu, 16 Juli 2025.

Baca Juga:Gedung Belum Siap, Sekolah Rakyat di Kaltim Jalan Dulu Pakai Skema Rintisan

Penurunan kasus ini merupakan hasil dari pelaksanaan program-program pencegahan dan penanganan secara luas dan terukur, menurut Jaya.

"Penurunan malaria ini merupakan buah dari berbagai program intervensi yang telah dijalankan secara masif, dan itu indikasi bahwa program-program pencegahan dan penanganan kita berjalan efektif,” tambahnya.

Laporan Sistem Informasi Surveilans Malaria (SISMAL) menunjukkan bahwa jumlah kasus malaria di Kaltim menurun drastis.

Dari 2.498 kasus pada 2023, turun 56 persen menjadi 1.096 kasus pada 2024.

Proyeksi tahun 2025 bahkan menunjukkan penurunan lanjutan hingga 51 persen, dengan estimasi hanya 536 kasus.

Baca Juga:Sifat Hujan Bervariasi di Kaltim, BMKG Soroti Ketimpangan Pesisir dan Pedalaman

Perubahan positif juga terlihat dari peta endemisitas malaria.

Jika pada 2023 terdapat tiga kabupaten berstatus endemis tinggi—yaitu Paser, Berau, dan Kutai Timur—serta satu wilayah endemis sedang di Penajam Paser Utara (PPU), maka tahun 2024 diperkirakan hanya menyisakan wilayah endemis rendah.

“Target kita di 2025, semua wilayah kabupaten sudah bergeser menjadi endemis rendah,” katanya optimistis.

Dinkes Kaltim memberikan perhatian khusus kepada kelompok rentan, terutama pekerja yang kerap beraktivitas di dalam hutan.

Mereka berisiko tinggi terpapar malaria jika tidak dilindungi secara memadai.

Untuk itu, petugas kesehatan di lapangan dibekali dengan "paket hutan" yang berisi obat pencegahan, kelambu, dan losion antinyamuk sebagai langkah perlindungan dini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini