Pemkot Samarinda Tata Ulang Pasar Pagi: Retribusi Tetap Rp4.000, Bayar Pakai QRIS

Marnabas memastikan biaya operasional tetap efisien karena gedung tidak menggunakan pendingin udara (AC).

Denada S Putri
Selasa, 09 September 2025 | 19:33 WIB
Pemkot Samarinda Tata Ulang Pasar Pagi: Retribusi Tetap Rp4.000, Bayar Pakai QRIS
Kondisi bangunan Pasar Pagi. [Presisi.co]

SuaraKaltim.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menegaskan target penyelesaian pembangunan Pasar Pagi tetap diupayakan rampung tahun ini.

Saat ini progres sudah menyentuh tahap akhir dengan fokus pada penataan bagian dalam gedung, termasuk pembagian petak-petak lapak untuk pedagang.

Asisten II Pemkot Samarinda, Marnabas Patiroy, menyampaikan keyakinannya bahwa pemindahan pedagang bisa dilakukan sebelum pergantian tahun.

Hal itu disampaikan Marnabas, saat berada di Samarinda, Senin, 8 September 2025.

Baca Juga:Banjir Rusak Dokumen hingga Ijazah, SMPN 24 Samarinda Kini Menanti Kepastian Relokasi

“Kalau tahun ini optimis, sangat optimis. Sekitar November sudah bisa dipindahkan. Intinya, tahun ini harus pindah,” tegasnya, disadur dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Selasa, 9 September 2025.

Ia menambahkan, gedung baru akan dipastikan benar-benar siap sebelum ditempati pedagang.

"Tinggal di dalamnya petak-petaknya lagi di finalisasi. Itu yang kita cek semua nanti sehingga betul-betul bisa berjalan lah," jelasnya.

Selain mematangkan fisik bangunan, Pemkot juga gencar melakukan sosialisasi kepada pedagang.

Saat ini pedagang yang menempati Segiri Grosir Samarinda (SGS) sebagai lokasi sementara sudah mendapatkan penomoran sesuai klaster.

Baca Juga:SMAN 16 Samarinda dan BPVP Jadi Titik Awal Sekolah Rakyat Kaltim

Nantinya, setiap lantai memiliki peruntukan berbeda, mulai dari parkiran di lantai dasar, pedagang basah di lantai dua, hingga area grosir di lantai lima sampai tujuh.

“Sekarang sudah ada penomoran sesuai klaster. Lantai bawah untuk parkiran, lantai dua untuk pedagang basah seperti ayam, ikan, sayuran, dan buah. Lantai tiga aksesoris, lantai empat emas dan aksesoris, sementara lantai lima hingga tujuh untuk grosir,” rinci Marnabas.

Pasar Pagi baru ini juga akan mengadopsi sistem pembayaran digital melalui QRIS, dengan retribusi harian tetap Rp 4.000 sesuai Peraturan Daerah (Perda).

Pengelolaan nantinya dilakukan secara profesional dengan menggandeng pihak ketiga untuk kebersihan, keamanan, dan pemeliharaan.

Marnabas memastikan biaya operasional tetap efisien karena gedung tidak menggunakan pendingin udara (AC).

“Waktu itu Pak Wali (Andi Harun) sempat minta ahli menghitung sirkulasi udara. Hasilnya, sirkulasi udara sudah cukup baik, sehingga tidak perlu AC,” katanya.

Untuk menjaga kualitas bangunan, Pemkot secara rutin melakukan pengecekan, termasuk melalui inspeksi mendadak.

“Kalau dijadwalkan biasanya sudah dibereskan dulu. Jadi kita lebih suka mendadak, supaya bisa tahu kondisi sebenarnya,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini