Pengunjung Museum Samarendah Sepi, Pengamat Sorot Pengelolaan

Farid yang merupakan Alumnus University of Greenwich London menerangkan, dari aspek pariwisata, terdapat tiga prinsip yang perlu menjadi perhatian pengelola Museum Samarendah.

Sapri Maulana
Kamis, 01 April 2021 | 11:32 WIB
Pengunjung Museum Samarendah Sepi, Pengamat Sorot Pengelolaan
Suasana sepi Museum Samarendah di Jalan Bhayangkara, Samarinda. [Jeri Rahmadani/Presisi.co]

SuaraKaltim.id - Terkait sepinya pengunjung Museum Samarendah, di Kota Samarinda Kalimantan Timur. Pengamat tata kota Farid Nurrahman menyampaikan analisanya, di antaranya menyoros pengelolaan.

Dari segi lokasi, Farid menilai landmark Kota Samarinda yang diresmikan Rabu 4 Maret 2020 lalu itu sudah sesuai.

Alumnus University of Greenwich London ini menerangkan, dari aspek pariwisata, terdapat tiga prinsip yang perlu menjadi perhatian pengelola Museum Samarendah.

“Pertama, something to see atau ada sesuatu yang bisa dilihat. Sesuatu yang menarik di museum ini dikatakan Farid akan menjadi pendukung sebagai lokasi wisata,” kata Farid, ditulis Kamis (1/4/2021) dilansir dari Presisi.co, jaringan Suara.com.

Baca Juga:Museum Samarinda yang Selalu Sepi, Sempat Dikira Sebuah Toko

“Kedua, adalah something to do. Yakni ada sesuatu yang dilakukan. Pembukaan museum tidak hanya terpaku pada konten-konten yang ada di museum. Tapi juga memperhatikan apa yang bisa dilakukan pengunjung,” sambungnya.

Ketiga, something to buy atau ada sesuatu yang bisa dibeli. Menggandeng UMKM dikatakan Farid bisa menjadi alternatif pengelola museum.

"Ada aktivitas yang baik dilihat. Bisa menjadi upaya mendapatkan pendapatan daerah," terangnya.

Untuk itu, Farid menilai pengelolaan museum harus berkelanjutan, ia berpendapat perlunya dibentuk UPTD. Agar dapat mengajukan program.

Museum Samarenda belum memiliki UPTD dibenarkan Kepala Dinas Kebudayaan Samarinda Adriyani saat diwawancara.

Baca Juga:Buntut Sidak, Proses Rekrutmen Ratusan Honorer DPRD Samarinda Dipertanyakan

"Untuk membuat UPTD syaratnya tidak mudah. Beban kerjanya masih bisa ditangani dinas kebudayaan. Cukup kepala seksi saja," ungkapnya.

Dia akan menyusun program. Namun dengan alasan pandemi, dia merasa terkendala merealisasikan program. Kata Adriyani, sudah ada perencanaan seperti menggandeng UMKM.

"Sistem kerja sama. Jadi mereka ada sarana untuk berjualan. Seperti rumah tua yang ada di Samarinda Seberang," ungkap Adriyani.

Wacana bantuan dari Pemprov Kaltim pernah dilontarkan. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjutnya. "Belum ada hingga sekarang. Kalau kami welcome saja," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini