Menelisik Arsitektur Rumah Adat Lamin, Dari Atap Hingga Tiang Utama

Jumlah anak tangga di rumah adat ini juga disesuaikan menurut kepercayaan suku Dayak.

Denada S Putri
Selasa, 26 Maret 2024 | 02:00 WIB
Menelisik Arsitektur Rumah Adat Lamin, Dari Atap Hingga Tiang Utama
Ilustrasi rumah adat Lamin, Suku Dayak. [Ist]

SuaraKaltim.id - Rumah Lamin adalah hunian tradisional ala suku Dayak yang dikenal sebagai rumah panggung yang panjang dan saling sambung menyambung.

Rumah Lamin merupakan rumah adat yang menjadi tempat kediaman masyarakat Suku Dayak.

Biasanya rumah adat ini memiliki ukuran 300 meter dengan lebar 15 meter dan tinggi yang bisa mencapai 3 meter.

Keunikan rumah adat ini adalah bentuk rumahnya yang memanjang dan menggunakan jenis kayu ulin.

Baca Juga:Upacara Adat Nebe'e Rau, Wujud Syukur Masyarakat Dayak Agar Panen Melimpah

Jumlah anak tangga di rumah adat ini juga disesuaikan menurut kepercayaan suku Dayak yakni angka ganjil seperti 7,9, dan 11.

Rumah adat ini biasanya dihuni oleh 25 hingga 30 kepala keluarga yang jumlahnya bisa sekitar 100 orang.

Rumah adat Lamin juga memiliki arsitektur dengan hiasan unik yang berada di ujung atap dan bawah rumah. Lantas apakah ada makna tersendiri dari arsitektur di Rumah Lamin?

Di Rumah Lamin Adat Pemung Tawai yang berada di Desa Budaya Pampang, Samarinda Utara, Kalimantan Timur memiliki keunikan arsitektur.

Dikutip dari Buku Jelajah Arsitektur Lamin Dayak Kenyah, rumah adat Pemung Tawai ini dihuni oleh Suku Dayak Kenyah.

Baca Juga:Urutan Prosesi Adat Ngerangka'u, dari Tarian hingga Pemotongan Kerbau

Bentuk arsitektur rumah adat suku Dayak Kenyah ini tidak berbeda jauh dengan rumah adat suku Dayak lainnya, seperti Tunjung, Bahau, Benuaq, dan Dayak lainnya. Perbedaannya hanya pada penamaan komponen bangunan dan motifnya.

Lamin yang sering disebut rumah panjang ini berbentuk kotak memanjang, berupa rumah panggung untuk menghindari lembapnya tanah.

Sementara bentuk rumah panggung ini juga berfungsi untuk menghindari serangan binatang buas ketika di daerah Pampang masih berada di dekat hutan.

Bahan bangunan lamin sebagian besar menggunakan kayu ulin yang terkenal karena kuatnya. Tetapi semua bangunan itu tidak hanya dari kayu ulin saja, ada beberapa bagian menggunakan kayu meranti, kapur, dan bengkirai.

Atap lamin dinamakan kepang atau sirap yang setiap lembaran atapnya berukuran 70 x 40 cm dan terbuat dari kayu ulin.

Kepang berupa lembaran untuk atap disusun sedemikian rupa dan sangat efektif menghindari panas. Sirkulasi udara dalam ruang lamin juga lancar karena dinding dan lantai cukup berpori.

Lamin beratap pelana yang membujur dari timur ke barat juga sangat optimal dalam mengantisipasi radiasi sinar matahari sehingga tidak heran ketika masuk ke dalam lamin akan terasa sejuk.

Di dalam rumah, terdapat tiang besar yang dinamakan sukaq yang merupakan tiang utama dengan fungsi pondasi bangunan lamin.

Sukaq dibuat dari kayu ulin berdiameter 1/2 sampai 1 meter dengan panjang 6 meter dan dipancang di tanah dengan kedalaman 2 meter dan jarak 4 meter antartiang.

Kontributor: Maliana

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini