SuaraKaltim.id - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Balikpapan mengalami peningkatan cukup signifikan. Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan terus melakukan berbagai upaya dan sosialisasi demi menekan angka kasus yang terjadi.
Kepala DP3AKB Balikpapan Heria Prisni mengatakan, tercatat sebanyak 132 kasus kekerasan perempuan dan anak di Kota Minyak sepanjang 2023. Sementara, hingga Juni 2024 angka kekerasan di Balikpapan sudah mencapai 116 kasus.
“Januari hingga Juni 2024 tercatat sebanyak 116 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dari sejumlah kasus yang terjadi, lebih banyak didominasi kasus kekerasan seksual,” ujar Heria, disadur dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com Minggu (14/07/2024).
Heria menjelaskan, dari 116 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terdapat 27 kekerasan fisik, psikis 4, seksual 77, eksploitasi seksual 4, perdagangan orang 1 dan lainnya 2 kasus.
Baca Juga:Bawaslu Balikpapan Temukan Sederet Kejanggalan dalam Coklit KPU
“Kedepannya DP3AKB akan melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dan sekolah-sekolah. Hal ini untuk menekan angka kasus tersebut,” ucapnya.
Dia menambahkan, program sosialisasi dan edukasi yang dilakukan DP3AKB saat ini sudah mulai berjalan, dan DP3AKB akan memaksimalkan program tersebut. Sehingga angka kasus kekerasan perempuan dan anak bisa diturunkan.
“Program ini akan kami maksimalkan, sebab angka kekerasan perempuan dan anak di Balikpapan mengalami peningkatan,” tuturnya.