Usia 120 Juta Tahun, Ilmuwan Temukan Lempeng Tektonik Purba Pontus di Kaltara

Penemuan ini berasal dari penelitian yang dilakukan oleh Suzanna Van de Lagemaat, seorang geolog dari Universitas Utrecht, Belanda, bersama pembimbingnya Douwe van Hinsbergen.

Denada S Putri
Minggu, 29 September 2024 | 14:15 WIB
Usia 120 Juta Tahun, Ilmuwan Temukan Lempeng Tektonik Purba Pontus di Kaltara
Lempeng Tektonik Purba Pontus ditemukan di Kaltara. [Ist]

SuaraKaltim.id - Sisa-sisa purba dari bagian Bumi yang hilang ditemukan di tanah Kalimantan. Fosil itu berusia 120 juta tahun.

Melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, penemuan ini berasal dari penelitian yang dilakukan oleh Suzanna Van de Lagemaat, seorang geolog dari Universitas Utrecht, Belanda, bersama pembimbingnya Douwe van Hinsbergen.

Mereka menemukan bukti lempeng tektonik purba yang sebelumnya tidak diketahui, yang mereka beri nama Lempeng Pontus.

Penemuan Lempeng Purba Pontus di Kalimantan

Baca Juga:Cara Daftar Kunjungan ke IKN, Terbatas Hanya 300 Orang Setiap Hari

Penemuan ini terjadi ketika Van de Lagemaat mempelajari formasi batuan di Kalimantan Utara (Kaltara). Dalam data geologi yang mereka kumpulkan dari wilayah Asia-Pasifik, ditemukan tanda-tanda keberadaan lempeng tektonik kuno yang berbeda dari yang pernah diketahui sebelumnya.

Penelitian lebih lanjut melalui laboratorium magnetik menunjukkan bahwa batuan tersebut berasal dari wilayah utara yang jauh, mengindikasikan keberadaan lempeng Bumi yang telah lama hilang.

Menurut para ilmuwan, Lempeng Pontus merupakan bagian dari kerak Bumi sebelum pecahnya superbenua Pangaea, dan berukuran sekitar seperempat dari ukuran Samudra Pasifik.

Lempeng ini diyakini telah terkubur di bawah lautan yang memisahkan Eurasia dan Australia pada periode waktu yang sangat lama.

Lempeng Pontus dan Pergerakan Tektonik Bumi

Baca Juga:Hari Perdana IKN Dibuka untuk Umum, Netizen Kaget: Memangnya Tempat Wisata?

Penelitian ini tidak hanya mengungkapkan keberadaan Lempeng Pontus, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang pergerakan tektonik Bumi selama ratusan juta tahun.

Van de Lagemaat menggunakan data dari penelitian tersebut untuk merekonstruksi pergerakan lempeng tektonik yang terjadi sejak zaman dinosaurus hingga masa kini.

Temuan ini membantu para ilmuwan memahami bagaimana benua-benua seperti Filipina dan Kalimantan mencapai posisi geografisnya saat ini.

Penemuan Lempeng Pontus memberikan kontribusi signifikan bagi ilmu geologi, terutama dalam memahami sejarah superbenua Pangaea dan bagaimana lempeng tektonik berperan dalam pembentukan wilayah-wilayah Bumi saat ini.

Studi ini juga menambah pengetahuan tentang wilayah persimpangan lempeng tektonik yang sangat aktif, yang membentang dari Jepang, Kalimantan, Filipina, hingga Selandia Baru.

Sejak penemuan ini, para ahli terus menggali misteri Bumi yang tersembunyi dan menemukan bagaimana sejarah pergerakan lempeng tektonik telah membentuk planet yang kita huni sekarang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini