Pemkab Kutim Minta Tambahan Kuota BBM 10 Persen, Buat Apa?

Permintaan itu untuk semua jenis, terkecuali Premium.

Denada S Putri
Rabu, 08 Desember 2021 | 20:26 WIB
Pemkab Kutim Minta Tambahan Kuota BBM 10 Persen, Buat Apa?
Antrian truk mengular akibat kelangkaan BBM salah satunya Solar. [kaltimtoday.co]

SuaraKaltim.id - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim mengusulkan dan berharap Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bisa menaikkan kuota bahan bakar minyak (BBM) tahun 2022. Selain penambahan kuota, BPH Migas dan Pertamina diharapkan juga melakukan pembinaan tata kelola penyaluran BBM di Kutim.

Sebagai bentuk keseriusan dalam memperjuangkan hal tersebut, Disperindag Kutim melakukan koordinasi dan rapat mengenai kebutuhan BBM di daerah, yang disandingkan dengan jumlah kuota yang diberikan. Maka Disperindag Kutim mengusulkan tahun depan kuota BBM bisa naik 10%.

“Kami mengusulkan melalui bagian Biro Ekonomi dan Disperindag Provinsi Kalimantan Timur. Bahwa Kutai Timur meminta penambahan kuota 10% dari kuota 2021 untuk tahun 2022,” jelas Kepala Disperindag Kutim Zaini melalui Kepala Seksi Dalam Negeri Ahmad Doni Evriadi, melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Rabu (8/12/2021).

Permintaan penambahan kuota 10% itu untuk semua jenis BBM. Terkecuali jenis premium, lantaran akan dihapuskan. Sehingga penambahan kuota diganti untuk jenis Pertalite.

Baca Juga:Dana Rp 180 Juta Digelontorkan, Dispar Kutiim Niat Percantik Jembatan Penghubung Untuk Ini

Berdasarkan hasil penjelasan dari pihak Provinsi, diketahui jika Kutim pada dasarnya memang kelebihan atau ada BBM yang sisa.

“Tapi memang, bahwa solar ini, dimana ada daerah tambang biasanya memang kendala untuk solar kurang itu bisa terjadi,” imbuhnya.

Agar Pemerintah dapat memantau larinya BBM di Kutim, Dinas Perindustrian dan Perdagangan berencana akan membuat aplikasi scan plat kendaraan, yang terkoneksi dengan Samsat RI. Sehingga masyarakat tidak bisa lagi melakukan pengisian berulang-ulang.

“Pertamina memang punya (EDC) tapi itu manual. Mengisi di SPBU sini, ditempat lain bisa ngisi. Tapi jika yang di scan itu plat bakalan terdeteksi, begitu juga dengan plat palsu,” sebut Doni.

Dirinya berharap agar di tahun depan pihaknya memiliki anggaran, sehingga aplikasi yang dijelaskan dapat terealisasi.

Baca Juga:Covid-19 di Kutim Diklaim Melandai, Para Nakes Dikembalikan ke Puskesmas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini